100 Pembatik Ikuti Sertifikasi Profesi Di Tanjungpinang

Tanjungpinang, Ulasan.co – Sebanyak 100 pembatik di Indonesia mengikuti sertifikasi profesi yang digelar Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia di Hotel CK Tanjungpinang, Kamis (13/6). Motif batik yang diangkat dari kearifan lokal asal Tanjungpinang disebut Bekraf menjadi daya tarik tersendiri dalam mengembangkan motif batik di Indonesia.

Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Bekraf RI, Ari Juliano Gema mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan sertifikasi batik ketiga di tahun 2019, setelah sebelumnya menyambangi kota Bandung dan Madura pada Maret dan April lalu. Sertifikasi batik ini banyak diikuti pembatik di Indonesia.
“Program ini merupakan kerja sama antara Bekraf RI melalui Deputi Fasilitasi HKI dan Regulasi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik,” katanya.

Menurut Gema, sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini berjalan seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang membuat kompetensi industri ekonomi kreatif di lingkungan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) semakin menantang.

“Sebagai catatan, MEA tidak saja membuka bebas aliran barang, jasa dan investasi, melainkan juga tenaga kerja profesional yang berstandar internasional,” ungkapnya.

Gema berharap, melalui kegiatan sertifikasi profesi ini, Bekraf, LSP Batik, dan Pemko Tanjungpinang dapat membangun ekosistem ekonomi kreatif yang lebih kondusif bagi para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya batik. Selain itu juga dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bahwa sertifikat kompetensi sangatlah penting.

“Sertifikasi ini bisa meningkatkan daya saing, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan orang-orang yang sudah disertifikasi biasanya orang-orang dan hasilnya berkualitas,” tuturnya.
Menurut Ari, eksistensi profesi batik ini cukup menjanjikan. Apalagi, motif yang diambil itu berasal dari kearifan lokal, baik itu biota laut yang khas maupun tumbuh-tumbuhan. Ia mencontohkan, motif batik Gonggong yang berasal dari Kota Tanjungpinang juga memiliki nilai jual yang tinggi, karena motif yang bermuatan kearifan lokal lebih menarik.
“Kalau di lihat dari segi kreativitas memang agak menonjol, dan sudah memiliki motif tersendiri, yaitu motif Gonggong, mudah-mudahan kedepannya mungkin akan ada lagi motif lainnya yang berasal dari kearifan lokal,” imbuhnya.
Para peserta kegiatan fasilitasi sertifikasi profesi batik ini tidak dipungut biaya. Mereka berasal dari Bintan, Tanjungpinang, Batam, Pekanbaru, Madiun, Malang, dan Jakarta. “Hari ini, bisa dilihat dari pesertanya, bukan hanya dari senior-senior, tetapi juga yang muda-muda, laki-laki dan perempuan, berimbang komposisinya,” tambahnya.
Ari juga menambahkan, bahwa Bekraf berkomitmen akan mengembangkan kegiatan ini untuk seluruh kalangan masyarakat, termasuk pembatik yang berkebutuhan khusus. “Ada sekitar 14 orang (Berkebutuhan Khusus) yang ikut, kami sebenarnya hanya memfasilitasi saja, sedangkan wadahnya itu berada di setiap pemerintah daerah,” bebernya.

Dalam kegiatan ini, para peserta mengikuti serangkaian uji kompetensi, kemudian dinilai oleh tim asesor dari LSP Batik. Saat uji kompetensi, para peserta akan dinyatakan kompeten jika telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Sementara itu, Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul, berharap melalui kegiatan ini Bekraf dan Pemko Tanjungpinang dapat terus bersinergi dalam mengembangkan industri kreatif yang ada di Tanjungpinang. Dewasa ini, Pemko Tanjungpinang telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Hal ini seperti penyediaan sarana prasarana seperti rumah workshop, klinik bisnis, galeri souvenir, serta pelatihan-pelatihan dan bimtek yang melibatkan kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kepri serta pemberian insentif bagi 120 pelaku usaha untuk mendaftarkan hak merek dan karya ciptanya.
“Mudah-mudahan tidak hanya profesi membatik. Tapi juga profesi kreatif lainnya juga turut mendapat sertifikasi agar semakin profesional dan karya-karya mereka lebih dihargai,” pungkasnya.(Alt)