11 Desa Terpencil di Kepri Akhirnya Nikmati Listrik Murah

Seremoni peluncuran listrik di Desa Batu Berlubang, Lingga, Senin (14/6). (Foto: Humas PLN)

Lingga – Perusahaan Listrik Negara (PLN) menuntaskan pembangunan infrastruktur listrik di 11 desa terpencil yang berada di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kehadiran listrik diharapkan bisa mempermudah warga dalam beraktivitas serta mampu mendorong perekonomian desa itu.

11 desa yang telah teraliri listrik diantaranya terdapat di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Lingga terdapat 7 desa diantaranya Desa Batu Belubang, Desa Mensanak, Desa Pulau Bukit, Desa Kelombok, Desa Penaah, Desa Pekajang, dan Desa Berhala. Kemudian Kabupaten Karimun terdapat 2 Desa yaitu Desa Buluh Patah dan Desa Tebias serta 2 desa di Kabupaten Anambas yaitu Desa Impol dan Desa Keramut.

Gubernur Kepri, Anshar Ahmad mengapresiasi PLN yang telah bekerja keras mengalirkan listrik ke 11 desa terpencil di Kepri. Menurutnya, masuknya listrik desa diharapkan akan bisa cepat menumbuhkan perekonomian masyarakat dan meningkatkan kualitas pendidikan di desa tersebut.

“Para siswa anak-anak kita calon generasi penerus bisa lebih pintar lagi karena sudah bisa belajar di malam hari dengan lebih baik sehingga manfaat dari hadirnya listrik bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan di desa,” ujar Ansar saat menghadiri peluncuran listrik di Desa Batu Berlubang, Lingga, Senin (14/6).

Baca juga: Waduh, Pemerintah Hentikan Stimulus Listrik Mulai Juli

Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PLN, Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur listrik di 11 desa tersebut mencapai Rp38 miliar.

Dikatakannya, dana itu dialokasikan untuk membangun 11 unit bangunan sentral pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan mesin PLTD dengan total daya 1.370 KW, Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 10,71 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 33,81 kms, 11 gardu distribusi (trafo) dengan total daya 675 kilovolt Ampere (kVA) dan 4 Unit Tower 20 kilovolt (kV).

“Dengan dinyalakannya 11 desa berlistrik ini terdapat potensi sambungan pelanggan baru sebanyak 2.211 calon pelanggan, di mana saat ini sudah menyala dan tersambung sebanyak 584 pelanggan,” tuturnya.

Ia menyatakan, dengan menyalanya listrik di 11 desa tersebut, rasio elektrifikasi di Kepri kian meningkat menjadi 99,76 persen dan rasio desa berlistrik sebesar 96,39 persen. Dari jumlah total sebanyak 416 desa yang ada di Kepri, sudah dialiri listrik PLN sebanyak 401 desa, sehingga masih ada 15 desa yang belum dialiri listrik.

“Semoga kerja sama yang terjalin baik selama ini dapat terus ditingkatkan agar upaya mewujudkan Kepulauan Riau terang di tahun 2021 dan rasio desa berlistrik 100 persen di Kepulauan Riau tahun Ini bisa dituntaskan,” imbuhnya.

Kepala Desa Batu Belubang, Arwan Arun menyambut antusias masuknya listrik di desanya. Sebab, masyarakat selama ini menghabiskan biaya yang terbilang mahal untuk menikmati listrik.

“Sehari masyarakat membayar kurang lebih Rp26 ribu. Kalau dihitung, kira-kira biaya untuk listrik saja bisa Rp600-800 ribu per bulan dengan pemakaian hanya dua titik lampu, dan juga satu TV itu pun hanya sekitar 5 jam sehingga kami bayar listrik sama seperti orang di kota,” ujarnya.

Setelah hadirnya listrik PLN, lanjutnya, masyarakat bisa lebih berhemat. Kesejahteraan warga Desa Batu Belubang juga meningkat karena listrik dimanfaatkan untuk kegiatan produktif.

“Dengan listrik PLN, warga kami hanya menghabiskan Rp100 ribu per bulan selama 14 jam dan bisa menggunakan kulkas untuk menyimpan ikan hasil tangkapan ini sangat meringankan dan membantu sekali,” pungkasnya.

Pewarta: Muhammad Nurman
Redaktur: Albet