30 UMKM Bintan Dilatih Bikin Biskuit Ikan Hiu

Biskuit Ikan Hiu
DKUMPP Kabupaten Bintan, Kepri menggelar pelatihan pembuatan biskuit ikan untuk mencegah stunting, yang diikuti pelaku UMKM. (Foto: Andri Dwi Sasmito)

BINTAN – Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), melatih 30 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) membuat biskuit ikan hiu.

Pembuatan biskuit ikan hiu melibatkan Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), Dr Lili Virully di Hello Bintan Resort, Kawal, Bintan, Selasa 3 Desember 2024.

Kepala DKUMPP Bintan, Asy Syukri memberikan tanda pengenal kepada pelaku UMKM sebagai peserta pelatihan pembuatan biskuit ikan hiu.

Syukri menyebut, pembuatan biskuit ikan hiu untuk pencegahan stunting di Bintan, meskipun angkanya sudah turun. Ia berharap biskuit ikan hiu bisa menjadi produk andalan pelaku UMKM di Bintan.

“Supaya biskuit ikan hiu bisa di pasarkan ke masyarakat, Posyandu hingga rumah sakit. Nanti kita akan bicarakan lagi dengan Dinas Kesehatan terkait biskuit ikan hiu produk pelaku UMKM,” ujarnya.

Kepala Bidang Usaha Mikro DKUMPP Kabupaten Bintan, Riawani Elyta menambahkan, pelatihan pembuatan biskuit ikan hiu bersumber dari dana insentif fiskal yang pernah diterima Bupati Bintan, Roby Kurniawan saat angka stunting menurun di Kabupaten Bintan.

Ia menuturkan, penelitian pembuatan biskuit ikan hiu untuk mencegah stunting telah digagas Dr Lili Virully. Karena ikan memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga dapat diolah menjadi makanan, dan disukai anak-anak.

Ikan hiu sebagai bahan bakunya, adalah ikan hiu tidak dilindungi, sehingga dagingnya bisa diolah menjadi biskuit.

“Mudah-mudahan biskuit ikan hiu bisa mencegah hingga menurunkan angka stunting di Kabupaten Bintan,” harapnya.

Dalam kesempatan itu Dr Lili Virully menyebut, biskuit ikan merupakan makanan maupun cemilan untuk anak stunting.

“Ini adalah hasil dari penelitian saya dengan anak mahasiswa UMRAH, yaitu KKN tematik stunting di Pengudang,” ucap Dr Lili.

Di Indonesia ada delapan jenis ikan hiu yang dilindungi, diantaranya ikan hiu macam, ikan hiu tikus dan lainnya. Ikan hiu yang digunakan, aman dikonsumsi dan mudah dicari di pasaran di Pulau Bintan.

“Orang sering sebut ikan hiu bodoh, tidak bau pesing,” terangnya.

Baca juga: Kangen Band Sukses Hibur Warga Bintan

Ikan hiu tersebut memiliki kadar protein 85 persen. Setelah dibuat biskuit, kadar proteinnya 18 persen, dan empat kali lebih tinggi pada biskuit yang ada di pasaran.

“Selama kita memberikan asupan kepada balita di Pengudang, mampu menambah berat badan hingga, tinggi badan. Dari situ kami berasumsi bahwa  biskuit ikan hiu ke depan bisa dikembangkan lagi oleh seluruh UMKM, sehingga bisa menurunkan angka stunting ataupun mencegah stunting,” sebutnya. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News