TANJUNGPINANG – Sebanyak 45 kebakaran terjadi di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Peristiwa itu tercatat dalam tiga bulan terakhir.
“Peristiwa tersebut terbagi menjadi 32 kebakaran lahan dan 13 rumah,” ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat DPKP Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Derry Ambari, Selasa 26 November 2024.
Dery pun merinci, pada Januari 2024 terjadi empat kebakaran terdiri dari dua kebakaran lahan dan dua kebakaran rumah di daerah Batu Kucing dan Sungai Jang. Selanjutnya pada Februari 2024 terjadi 21 peristiwa, kebakaran lahan 12 lahan dan sembilan rumah.
Kemudian pada Maret 2024 yang juga bertepatan dengan bulan Ramadan terjadi 20 peristiwa kebakaran yang menghanguskan 18 lahan dan dua rumah.
“Barulah di bulan Maret ini terjadi 2 kebakaran yang menghanguskan total dua rumah di Pantai Impian dan Jalan Sungai Payung, Kampung Bulang,” tuturnya.
Menurut Derry, kecil kemungkinan penyebab dari kebakaran lahan di Tanjungpinang karena faktor alam.
“Tanjungpinang bukanlah daerah yang bisa memunculkan api secara tiba-tiba. Walaupun cuaca panas tetap pasti ada pemicunya,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata dia, penyebab utama dari kebakaran lahan adalah kebiasaan masyarakat yang membuka lahan dengan membakar dan membakar sampah lalu ditinggalkan.
“Bahkan puntung rokok pun kecil kemungkinannya. Walaupun tetap harus hati-hati karena tetap bisa berpotensi,” ujarnya.
Baca juga: Kebakaran Lahan Kembali Terjadi di Tanjung Uban, 10,4 Hektare Lahan Dilalap Api
Sementara, penyebab 13 peristiwa kebakaran rumah yang pernah terjadi memiliki pola yang sama, yaitu korsleting listrik. Ia pun menyayangkan kebiasaan masyarakat yang suka menumpuk colokan barang elektronik pada satu sambungan kabel terminal.
“Seringkali penyebabnya karena kesalahan instalasi listrik. Padahal hal itu bisa menyebabkan panas, korsleting listrik sehingga menimbulkan api. Seperti kejadian di Sungai Jang, kulkas disitu, rice cooker dan lainnya, ya kebakaran lah,” sambungnya.
Ia pun menghimbau masyarakat untuk menghilangkan kebiasaan tersebut dan lebih waspada terhadap sumber api yang bisa berpotensi sebabkan kebakaran.
Selain itu, ia juga meminta kepada masyarakat pengguna jalan raya di Tanjungpinang untuk lebih menyadari urgensi pekerjaan pemadam. Sebab, dalam beberapa kejadian seringkali pengendara enggan membuka jalan sehingga menghambat pekerjaan pemadam.
“Kecepatan mobil kita terkadang bisa di atas 80 KM per jam tergantung situasi, kalau ramai kita pelan juga” ujarnya.
Ia juga meminta kepada masyarakat yabg pada saat pemadam bekerja memadamkan api, jangan terlalu dekat dengan lokasi kejadian dengan memarkir motor atau mobil sembarangan.
“Hal ini membuat kita kesulitan memasukan mobil pemadam apalagi di gang sempit,” ujarnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News