517 Balita di Natuna Alami Stunting, Salah Orang Tua?

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kabupaten Natuna (Foto : Muhamad Nurman)

Natuna – Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna mencatat, sekitar 517 bayi dibawah lima tahun atau Balita di daerahnya mengalami stunting atau gagal tumbuh. Hal ini diduga akibat kurangnya pemahaman orang tua tentang pola asuh anak serta gaya hidup yang sehat.

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Natuna Syarifah Mariam menilai, 517 kasus stunting itu terjadi karena kurangnya pemahaman orang tua anak tentang pola asuh serta gaya hidup yang sehat.

“Terkadang orang tua anak tidak tahu apa aja yang dibutuhkan anak mereka anaknya untuk tumbuh dan berkembang dengan sempurna, baik ketika anak dalam kandungan hingga lima tahun,” kata Syarifah di Ranai, Jumat (23/7).

Baca juga: Stok Vaksin Kosong, Vaksinasi COVID-19 di Natuna Terhenti

Ia menambahkan, stunting ini juga terjadi karena kurangnya niat orang tua anak untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ketika anak masih dalam tahap 1000 hari.

“Orang tua disini kurang melakukan konsultasi ke dokter maupun petugas puskesmas yang sedang melakukan kegiatan,” tambahnya.

Selain itu, kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun lalu hingga kini, diyakini sangat berpengaruh terhadap seluruh aspek terutama perekonomian, yang tentu saja berdampak pada tumbuh kembang anak diseluruh daerah.

Ia menyebutkan, perekonomian masyarakat di Kabupaten Natuna yang kian menurun akibat dari pandemi ini juga membuat orang tua asuh tidak bisa mencukupi kebutuhan anak.

“Mungkin karena pedapatan mereka yang jauh merosot karena musibah yang sama-sama kita hadapi sekrang, membuat mereka tidak bisa memberikan apa yang dibutuhkan baik dirinya maupun anak mereka,” imbuhnya.

Lebih lanjut kata Syarifah, untuk penanganan kekurangan gizi yang menyebabkan stunting ini sangat membutuhkan sinergitas dari beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar anak-anak yang kekurangan gizi bisa berkurang bahkan tidak ada lagi.

Untuk diketahui, jumlah kasus stunting di Provinsi Kepri tahun 2020 sebesar 7,2 persen dengan rincian kasus stunting per kabupaten/kota yakni Karimun 7 persen, Lingga 11,2 persen, Bintan 11 persen, Natuna 11 persen, Anambas 15,6 persen, Batam 7,2 dan Tanjungpinang sebesar 1,3 persen.

Pewarta: Muhamad Nurman
Redaktur: Albet