SIDOARJO – Proses pencarian dan penyelamatan (SAR) korban reruntuhan gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, terus berlangsung penuh tantangan.
Hingga hari ketiga pascakejadian, tim gabungan kembali berhasil menemukan korban, baik dalam kondisi selamat maupun meninggal dunia.
Baca Juga: KPK Telusuri Aliran Dana Keluarga Ridwan Kamil dalam Skandal Korupsi Bank BJB
Pada Rabu (1/10) malam hingga pukul 22.00 WIB, tim SAR mengevakuasi lima orang selamat, meski satu di antaranya dalam kondisi kritis dan langsung dirujuk ke RSUD Sidoarjo untuk mendapatkan perawatan intensif.
Selain itu, tim juga menemukan dua jenazah yang menambah daftar korban meninggal akibat insiden ambruknya gedung tersebut menjadi lima orang. Setelah dievakuasi, kedua jenazah segera dibawa ke RS Siti Hajar untuk penanganan lebih lanjut.
“Yang bermasalah ini kami hentikan sementara. Agar mengetahui dimana permasalahannya,” kata Nyanyang.
Asesmen Ulang dan Tantangan Evakuasi
Pada malam hari, tim SAR gabungan melakukan asesmen ulang. Tujuannya adalah memastikan apakah masih ada tanda-tanda kehidupan dari satu korban yang sebelumnya diduga masih bertahan di balik reruntuhan.
Jika memang terdeteksi ada korban hidup, tim berkomitmen memaksimalkan evakuasi dengan perhitungan yang sangat hati-hati.
Hal ini penting karena posisi korban berada di area yang sangat sulit dijangkau. Strategi khusus mutlak diperlukan agar keselamatan korban dan petugas tetap terjamin.
Namun, penggunaan alat berat masih menjadi dilema. Struktur bangunan yang runtuh sangat rapuh, sehingga setiap guncangan berpotensi mengancam nyawa korban yang masih terjebak.
Baca Juga: BGN Buka-Bukaan, Dari 10.012 Dapur MBG Hanya 198 yang Kantongi Sertifikat Higiene
Karena itu, keputusan memakai alat berat hanya akan diambil bila memang tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan.
Apabila sampai pada tahap itu, BNPB bersama Basarnas dan Pemprov Jatim akan mengajak keluarga korban untuk bermusyawarah.
Dengan demikian, seluruh pihak dapat menerima keputusan operasi lanjutan menggunakan alat berat demi mengangkat seluruh korban, baik selamat maupun meninggal dunia.
Data Terkini: 59 Orang Masih Terjebak
Berdasarkan keterangan resmi BNPB per Rabu (1/10) pukul 23.00 WIB, tercatat 59 orang masih terjebak di reruntuhan bangunan. Angka ini diperoleh dari daftar absensi santri serta laporan kehilangan dari keluarga korban.
Namun, BNPB menegaskan bahwa data jumlah korban masih bisa berubah. Hal ini disebabkan adanya dinamika di lapangan, termasuk kemungkinan beberapa nama yang ternyata selamat atau tidak berada di lokasi saat kejadian namun belum melapor.
Tragedi ini menjadi duka mendalam sekaligus peringatan akan pentingnya standar keselamatan konstruksi, terutama bagi gedung pendidikan yang menampung banyak santri.*
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News


















