7 Tahun Jadi Presiden, Jokowi Klaim Bangun 1.900 Km Jalan Tol

7 Tahun Jadi Presiden, Jokowi Klaim Bangun 1.900 Km Jalan Tol
Tangkapan layar - Presiden Jokowi dalam penandatanganan perjanjian induk Indonesia Investment Authority (INA) Tahun 2022 di Jakarta, Kamis (14/4). (ANTARA/Indra Arief)

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah sudah membangun jalan tol sepanjang 1.900 kilometer (Km) dalam tujuh tahun terakhir, terhitung sejak akhir 2014.

Menurut Jokowi, panjang jalan tol yang dibangun sejak 2014 telah meningkat signifikan, dibandingkan pembangunan jalan tol di Indonesia selama 40 tahun terakhir sebelum 2014, yang sepanjang 780 km.

“Pak Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono) sudah berapa kilometer yang dibangun dalam 7 tahun terakhir ini, 1.900 km. Yang sebelumnya 40 tahun 780 kilometer,” kata Jokowi dalam penandatanganan perjanjian induk Indonesia Investment Authority (INA) di Jakarta, Kamis (14/4).

Baca juga: Jalan Tol Trans Sumatera Layak Secara Ekonomi

Berkaca dari pengalaman Indonesia membangun jalan tol, kata Jokowi, terdapat masalah yang selalu muncul yakni ketersediaan sumber pembiayaan.

Menurut Jokowi, banyak pembangunan jalan tol pada waktu sebelumnya yang tidak melibatkan sumber-sumber alternatif pembiayaan dan hanya bergantung pada APBN, atau pada BUMN.

“Atau diserahkan pada swasta, yang juga pada sekian tahun tidak berjalan dengan baik,” ujarnya.

Hal tersebut pula yang menjadi alasan pemerintah membentuk sebuah lembaga pengelola dana abadi atau Sovereign Wealth Fund bernama Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

Jokowi menyampaikan biaya untuk membangun jalan tol memang tinggi, sehingga memerlukan alternatif pembiayaan agar tidak bergantung pada APBN dan anggaran BUMN. Untuk mencari skema alternatif pembiayaan, pemerintah juga perlu memasang nilai keekonomian dengan Internal Rate of Return (IRR) yang mumpuni.

“Membayangkan jalan Tol Trans Sumatera dari Lampung sampai ke Aceh 2.900 km. Kalau hitung-hitung per km Rp90-110 miliar per km, kebutuhan anggarannya berapa? gede sekali,” tuturnya.

Baca juga: Riau Percepat Ganti Rugi 64 Persil Lahan untuk Jalan Tol

Meskipun membutuhkan anggaran besar, Kepala Negara menekankan proyek infrastruktur memiliki manfaat yang tinggi untuk meningkatkan daya saing produk domestik, serta memberikan efek ekonomi berlipat bagi sektor-sektor lain perekonomian.

“Betapa pentingnya yang namanya infrastruktur, daya saing kita, produk-produk yang diproduksi di negara kita akan sulit berkompetisi dengan negara lain, apabila infrastruktur kita tidak baik,” kata Presiden Jokowi.

Pada Kamis (14/4) INA meneken perjanjian skema pembiayaan alternatif sebesar Rp39 triliun dengan PT Hutama Karya Persero Tbk dan PT Waskita Karya Persero Tbk serta PT Waskita Toll Road.

Baca juga: Jokowi Tinjau Pembangunan Tol Pekanbaru-Bangkinang

Dengan perjanjian tersebut, INA akan berinvestasi pada beberapa ruas di Tol Trans Sumatera dan Trans Jawa yang telah dibangun oleh Hutama Karya dan Waskita Karya.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, perjanjian induk ini untuk investasi INA di tiga ruas Tol Trans Sumatera yakni ruas Medan-Binjai sepanjang 17 km, ruas Bakauheni-Terbanggi sepanjang 141 km, dan Terbanggi-Pematang-Kayu Agung sepanjang 189 km.

Kemudian investasi INA juga untuk dua ruas tol Trans Jawa yakni Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang.

“Ini adalah jangka panjang dan aman. Pada saat yang sama ini memberikan dana segar baru dengan Waskita dan Hutama Karya untuk lanjutkan pembangunan Trans Sumatera untuk enam ruas sepanjang 531 km dengan target 24 ruas sepanjang 2.800 km,” pungkasnya.