BATAM – Di balik citra industri yang melekat pada Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, ternyata tersembunyi kampung seni. Terletak di Komplek Perumahan Bida Kharisma, Kota Batam, Kampung Seni Batam muncul sebagai objek wisata edukasi yang memukau, menjadi pelipur mata di tengah kemegahan industri.
Gapura bertuliskan ‘Kampung Seni Batam’ setinggi lima menjadi pintu gerbang menuju kampung. Lukisan mural di pos jaga dan tembok rumah warga menghiasi kampung ini, bahkan bisa menghipnotis pengunjung saat tiba di Kampung Seni.
Tidak hanya mural, di setiap teras rumah warga juga terpampang lukisan hasil karya warga penghuni Kampung Seni Batam.
Di salah satu ujung gang, terlihat dua orang laki-laki dewasa bersama tiga anak-anak sedang menggoreskan kuas di tembok salah rumah warga. Dikelilingi kaleng-kaleng cat, mereka dengan teliti melukis mural bertema natural.
Saat ulasan.co menyusuri jalan Kampung Seni hingga berhenti di salah satu rumah yang dijadikan sebagai tempat galeri lukisan kampung seni untuk bertemu dengan Asep Carno, penggagas Kampung Seni Batam.
Ditemani beragam lukisan-lukisan indah yang berjajar rapi di seluruh permukaan tembok rumah, Asep mulai menceritakan perjalanan panjang mengubah komplek perumahan tempat tinggalnya menjadi pusat seni yang dinamis.
“Kampung Seni ini saya gagas karena ingin menjadikan lingkungan ini sebagai wujud dari kebermanfaatan saya bagi orang lain, seperti pesan ayah saya,” ujar pria kelahiran Cianjur tahun 1983 itu.
Meski menghadapi berbagai hambatan, termasuk kompleksitas masyarakat yang heterogen, Asep tak patah semangat. Pada tahun 2019, dia memulai gagasannya dan respons positif warga membantu membangun kampung seni.
“Kampung Seni ini saya mulai gagas sejak 2019 dan respons warga di sini alhamdulillah sangat antusias. Mereka gotong-royong membenahi lingkungan serta menciptakan ruang kreatif yang melibatkan beragam seni dan kerajinan,” ungkapnya.
“Jadi tugas saya untuk mengedukasi masyarakat secara rutin dengan penuh kesabaran dan telaten, tentunya didukung dengan ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan,” ujarnya.
“Alhamdulillah dari swadaya masyarakat, kita punya rumah kreatif yang bisa menghasilkan beragam handicraft selain lukisan dan batik, ada juga rajutan dan juga gantungan kunci,” tambah Asep.
Baca juga: Semarak Hari Jadi Batam ke-194 Tahun, Pegawai Diminta Pakai Baju Kurung Melayu Selama 8 Hari
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News