Duh! Diduga 2.600 Pesawat Boeing 737 Max Bermasalah pada Perangkat Oksigennya

Tiga pesawat uji terbang Ryanair Boeing 737-8, Southwest Airlines 737-8, dan Boeing 737-7 terlihat di Boeing Field di Seattle. (Foto:Dok/Jennifer Buchanan/The Seattle Times2022)

JAKARTA – Regulator keselamatan dan kelaikan penerbangan Amerika Serikat (AS), Federal Aviation Administration (FAA) menyatakan, perangkat oksigen pada 2.600 pesawat komersial Boeing seri 737 Max perlu diperiksa.

Pemeriksaan perlu dilakukan, lantaran adanya kekhawatiran terkait masker oksigen untuk penumpang bakal rusak dalam situasi darurat.

Perintah pemeriksaan itu dilakukan, dengan tujuan untuk memastikan generator oksigen berada dalam posisi yang tepat pada jenis peswat Boeing tertentu.

“Operator harus memeriksa generator oksigen, dan melakukan tindakan perbaikan. Jika perlu dalam waktu 120 hingga 150 hari,” kata FAA dalam sebuah pernyataan, melansir AFP, Selasa 09 Juli 2024.

Dalam pernyataan resmi FAA, arahan tersebut dipicu beberapa laporan bahwa generator oksigen ini bergeser keluar dari posisinya, dan menyerukan dilakukannya inspeksi visual secara umum.

Menanggapi arahan tersebut, Boeing mengatakan, perekat baru yang diperkenalkan pada Agustus 2019, ternyata terkadang memungkinkan unit generator oksigen berpindah dari posisinya.

Sebelumnya pada bulan Juni lalu, Boeing memberikan instruksi kepada operator untuk memperbarui sebagian tali penahan pada generator oksigen 737.

Perusahaan raksasa penerbangan AS tersebut menambahkan, mereka telah kembali menggunakan perekat aslinya untuk memastikan generator tetap berada di tempatnya.

Pengumuman tersebut menambah serangkaian kekhawatiran yang dihadapi Boeing. Pabrikan tersebut telah bergulat dengan pengawasan ketat, sejak peristiwa yang hampir menimbulkan bencana bulan Januari lalu.

Saat itu, sebuah panel badan pesawat 737 MAX yang dioperasikan maskapai Alaska Airlines, tiba-tiba terlepas.

Sebelumnya pada hari Senin 8 Juli 2024, Boeing mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS terkait dua kecelakaan fatal 737 MAX di Ethiopia dan Indonesia.

Dokumen pengadilan menunjukkan, bahwa raksasa penerbangan tersebut akan mengaku bersalah atas tuduhan penipuan sertifikasi 737 MAX.