Cerita Pantarlih saat Coklit di Karimun, Dikejar Anjing hingga Diusir Warga  Pakai Parang

KPU Karimun
Komisioner KPU Kabupaten Karimun, Suhermita. (Foto:Elhadif Putra/Ulasan.co)

KARIMUN – Berbagai pengalaman dialami para Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) saat melaksanakan proses pencocokan dan penelitian (coklit) Pilkada 2024 di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Ada yang dikejar anjing hingga dikejar warga pakai parang.

Ada masyarakat yang menerima dengan baik, dan ada juga kenangan buruk selama pantarlih melakukan pendataan.

Komisioner KPU Kabupaten Karimun, Suhermita mengatakan, ada petugas yang sampai dikejar oleh warga menggunakan parang.

Diceritakan Mita, petugas mendatangi rumah seorang warga di Kecamatan Karimun. Namun, di rumah tersebut hanya ada seorang wanita yang ternyata mengalami masalah mental.

“Petugas pantarlih datang ke rumah warga. Suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan tidak bisa ditemui karena bekerja, yang ada hanya istrinya yang ternyata stres.
Petugas kita dikejar oleh wanita itu pakai parang,” papar Mita, Ahad 14 Juli 2024.

Karena kejadian itu, petugas pantarlih akhirnya terpaksa datang bersama ketua RT dan berkoordinasi dengan pihak kelurahan setempat.

“Kami juga meminta semua petugas pantarlih memvideokan seluruh proses jika datang ke rumah warga, agar Bawaslu bisa mengetahui kendala-kendala di lapangan,” sambung Mita.

Selain itu, ada juga petugas pantarlih yang dikejar oleh anjing saat mendatangi rumah warga. Kejadian tersebut terjadi ketika petugas hendak melakukan pendataan ke rumah-rumah warga yang ada di dalam kawasan perkebunan karet.

“Di Kundur banyak warga yang tinggal di dalam kebun dan banyak memelihara anjing. Petugas kita sampai dikejar anjing,” ujar Mita.

Kendala lain yang dihadapi petugas adalah sulitnya menemui sasaran coklit, hingga terpaksa didatangi ke kebunnya.

Lalu  ada juga warga hanya mau membuka pintu rumah jika ada yang datang memakai berseragam PNS.

Baca juga: KPU: 1.536.529 Warga di Kepri Sudah Tercoklit untuk Pilkada 2024

Karena cukup banyaknya kendala yang ditemui, Mita menyebutkan pihaknya terus memberikan semangat kepada para petugas pantarlih. Untuk satu petugas bisa melakukan pendataan terhadap 400 orang calon pemilih.

Dalam 12 hari waktu yang tersisa, lanjut Mita, petugas pantarlih di Kabupaten Karimun berkoordinasi dengan PPS dan PPK untuk mendatangi rumah warga yang susah dijumpai.

“Kita terus semangati mereka. Kita paham tugas mereka cukup berat,” ungkap Mita. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News