TANJUNGPINANG – Banyak masyarakat Tanjungpinang, Kepulauan Riau, mungkin bertanya-tanya mengenai sosok Raja Ariza.
Sebagian mungkin sudah mengenalnya dengan dekat, sementara yang lain mungkin baru sekilas.
Lantas siapa sebenarnya Raja Ariza?
Dirinya dikenal sebagai sosok sederhana, mudah bergaul dengan berbagai kalangan, dan tampak seperti masyarakat biasa. Namun, di balik kesederhanaannya, Raja Ariza merupakan keturunan bangsawan dari Kerajaan Riau-Lingga.
Kenyataan ini mengejutkan publik. Ternyata, Raja Ariza adalah keturunan langsung dari Raja Haji Fisabilillah (RHF) seorang pahlawan nasional dari Kepri.
Raja Ariza adalah keturunan ketujuh dari pahlawan tersebut. Meskipun memiliki darah bangsawan, Raja Ariza selalu menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat biasa dan tidak menunjukkan statusnya yang sebenarnya.
Keturunan Raja Haji Fisabilillah ini berasal dari garis keturunan Raja Ahmad.
Di tingkat yang lebih tinggi dalam silsilah keluarganya, terdapat Daeng Celak, ayah dari Raja Haji Fisabilillah, yang merupakan Yang Dipertuan Muda Riau II. Raja Haji Fisabilillah sendiri menjabat sebagai Yang Dipertuan Muda Riau IV, posisi kedua tertinggi di kerajaan, dengan gelar Raja.
Peran penting keluarga Raja Ariza dalam sejarah Kerajaan Melayu Riau-Lingga sangat signifikan. Kerajaan Melayu Riau-Lingga berdiri selama lebih dari tujuh abad hingga abad ke-19, sebelum bergabung dengan NKRI.
Kerajaan ini dikenal karena adanya ‘Perjanjian Abadi’ antara pihak Melayu dan Bugis, di mana posisi utama dipegang oleh Melayu dengan gelar Sultan, sementara posisi kedua dipegang oleh Bugis dengan gelar Raja.
Tiga pahlawan nasional dari Kepulauan Riau yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah Raja Haji Fisabilillah, Raja Ali Haji, dan Sultan Mahmud Riayat Syah II.
Raja Haji Fisabilillah diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada Agustus 1997, Raja Ali Haji pada tahun 2004, dan Sultan Mahmud Riayat Syah II pada tahun 2017.
Baca juga: Pedagang dan Warga Kampung Bulang Jagokan Lis-Raja di Pilkada Tanjungpinang 2024
Raja Ariza juga terlibat dalam Lembaga Adat Melayu (LAM) sebagai salah satu penasihat, yang menunjukkan keterhubungannya dengan budaya dan adat Melayu-Bugis.
Dengan latar belakangnya yang kaya dan pengalaman sebagai ASN selama 37 tahun, Raja Ariza memiliki kontribusi yang signifikan dalam komunitasnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News