TANJUNGPINANG – Sejumlah sarana pendukung Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) seperti perangkat keran hydrant banyak yang tidak berfungsi alias rusak.
Akibatnya, proses pengisian air saat memadamkan api terhambat ketika insiden kebakaran terjadi. Hydrant merupakan sistem pendukung aktif, untuk memadamkan kebakaran berupa pipa keran air bertekanan tinggi.
Kepala DPKP Kota Tanjungpinang, Juliadi Halomoan mengatakan, jumlah hydrant yang dimiliki Damkar saat ini sebanyak 36 unit.
Namun dari jumlah hydrant yang ada, kata Juliadi, sebagian besar sudah tidak bisa digunakan karena rusak dan banyak komponen yang dicuri oleh masyarakat.
“Prosedur pengambilan air dari hydrant juga memerlukan waktu, karena PDAM harus membuka saluran ke Sungai Pulai terlebih dahulu,” kata Juliadi Halomoan.
Menurut dia, rusaknya beberapa hydrant yang ada membuat proses pengambilan pasokan air sedikit terhambat. Sehingga, saat ini kebutuhan air untuk memadamkan kebakaran harus dipenuhi petugas damkar dari sumber air secara manual.
Kendati demikian, lanjut Juliadi, untuk cakupan wilayah Kota Tanjungpinang yang tidak terlalu besar, sehingga belum menjadi kendala yang besar karena dapat masih dapat dikendalikan.
“Tapi ini tetap harus menjadi perhatian ke depannya. Kita juga baru saja menerima bantuan pompa portabel dari pemerintah pusat, yang diharapkan dapat digunakan untuk wilayah pesisir,” ungkapnya.