Jakarta – Setelah menanti selama 41 tahun, Indonesia akhirnya kembali meraih medali emas di Paralimpiade Tokyo 2020 melalui cabang olahraga para-badminton nomor ganda putri SL3-SU5 Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah di Yoyogi National Stadium, Sabtu (04/09).
Leani/Khalimatus yang datang sebagai unggulan pertama mengalahkan unggulan kedua asal China Cheng Hefang/Ma Huihui pada final dengan dua gim langsung 21-18, 21-12.
Hasil ini sekaligus menjadi yang pertama sejak Paralimpiade Arnhem 1980 di Belanda. Kala itu, Indonesia meraih dua emas melalui Yan Soebiyanto pada cabang lawn bowls nomor tunggal putra dan R. S. Arlen pada angkat besi nomor 57kg.
Raihan emas dari Leani/Khalimatus juga sekaligus menegaskan status Indonesia sebagai negara kuat cabang olahraga tepok bulu. Sekadar infomasi, ini merupakan debut para-badminton di Paralimpiade.
Lebih dari itu, pundi-pundi medali Indonesia pun bertambah di pesta olahraga terbesar untuk atlet disabilitas di dunia tersebut. Secara keseluruhan, hingga berita ini diturunkan Indonesia mengoleksi 5 emas, 6 perak, dan 13 perunggu sepanjang sejarah atau sejak debut di Paralimpiade Toronto pada 1976 silam.
Jumlah tersebut dipastikan bertambah, mengingat besok, Indonesia juga masih akan melakoni pertandingan perebutan medali. Bahkan, Leani berpotensi menambah dua emas lagi setelah memastikan tiket final pada sektor tunggal putri SL4 dan ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto.
Pada hari ini, Leani juga berhasil mengalahkan wakil tunggal putri SL4 asal China Ma Huihui pada semifinal dengan skor 21-12, 21-7. Kemudian bersama Hary Susanto, Leani juga berhasil menandaskan perlawanan ganda campuran SL3-SU5 asal India Pramod Bhagat/Palak Kohli dua gim langsung 21-3, 21-15 di babak empat besar.