COVID-19 Melonjak, Singapura Perketat Pembatasan Sosial hingga 24 Oktober

Foto : Antara

Jakarta – Pemerintah Singapura memutuskan untuk memperketat pembatasan sosial warganya akibat lonjakan kasus COVID-19. Pembatasan terbaru mulai berlaku pada hari Senin dan akan berlangsung hingga 24 Oktober 2021.

Pembatasan itu nantinya termasuk pertemuan yang dibatasi hanya maksimal dua orang, dan wajib bekerja dari rumah.

Kebijakan ini diharapkan bisa menahan lonjakan penularan COVID-19 dan mengurangi tekanan pada fasilitas kesehatan. Meski dengan upaya vaksinasi yang cepat, Singapura telah mencatat lebih dari dari 1.000 kasus harian minggu ini, termasuk 1.504 pada hari Kamis (23/9) dan menjadi. jumlah tertinggi sejak awal pandemi.

“Banyak orang positif COVID-19 dengan gejala ringan mencari pengobatan medis di rumah sakit, kami ketika itu mungkin tidak diperlukan,” kata Kementerian Kesehatan Singapura dilansir dari CNBC International.’

Baca juga: Singapura Buka Pintu Transit Dari Indonesia

Dengan 82 persen populasi yang divaksinasi penuh, sekitar 98 persen kasus virus corona dalam empat minggu terakhir tidak memiliki atau gejala ringan.

Para menteri Singapura mengatakan bahwa lonjakan kasus COVID-19 di Negara dengan penduduk 5,7 juta orang itu telah memberikan tekanan luar biasa pada sistem perawatan kesehatannya.

Menteri Perdagangan Singapura Gan Kim Yong, sekaligus salah satu ketua gugus tugas virus corona pemerintah, mengatakan itu pengetatan pembatasan menjadi keputusan yang sangat sulit, mengingat dampaknya pada bisnis dan masyarakat. Tetapi dia mengatakan kebijakan tersebut diharapkan bisa memperlambat kecepatan peningkatan (infeksi) dan menghindari membebani petugas kesehatan.

Pejabat kesehatan mengatakan infeksi telah berlipat ganda setiap delapan hari, dan jika tidak ada tindakan baru dapat melonjak menjadi 6.000 sehari dalam beberapa minggu.

Baca juga: Lagoi dan Nongsa Siap Sambut Kedatangan Wisman Singapura

Untuk kasus COVID-19 ringan, pihak berwenang juga berusaha mengatur agar lebih banyak orang pulih di rumah dan meningkatkan fasilitas isolasi.

Upaya Singapura untuk mendorong lebih banyak pasien COVID-19 untuk tinggal di rumah menyebabkan beberapa kebingungan pada pekan ini. Hal ini terbukti dari jaringan hotline yang kewalahan oleh panggilan warganya.

Untuk melindungi warganya, Singapura juga memperluas program suntikan vaksin booster untuk mencakup mereka yang berusia 50 hingga 59 tahun mulai awal Oktober.

Pewarta: CNBCIndonesia.com
Editor: Albet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *