Problematika Belajar di Masa Pandemi

Silvia Febriana Saputri (Foto: Ulasan.co/Dok Pribadi)

Penulis Silvia Febriana Saputri
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Maritim Raja Ali Haji

Kemunculan wabah penyakit virus corona yang akrab disebut COVID-19,  menimbulkan prolematika baru terutama dalam dunia pendidikan.

Dunia perekonomian semakin lemah, hubungan sosial semakin menurun yang menyebabkan kurangnya interaksi dan kepedulian terhadap sesama. Semuanya telah merasakan dampak dari virus ini, terutama pada dunia pendidikan.

Semua harus siap menghadapi perubahan ini, karena cepat atau lambat pendidikan akan mengalami perubahan drastis akibat pandemi COVID-19.

Saat pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya meliburkan aktivitas tatap muka sebagai upaya pencegahan penularan virus corona. Hal ini tentunya berdampak besar pada perkembangan pendidikan anak, yang saat ini dituntut untuk belajar mandiri, belajar secara daring (dalam jaringan).

Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung. Antara guru dan siswa tetap melakukan pembelajaran melalui jaringan internet. Hal ini merupakan tantangan besar bagi seorang guru, karena dalam kondisi seperti ini guru pun dituntut untuk bisa mengelolah, mendesain media pembelajaran (media online) sedemikian rupa guna mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu mencegah atau mengantisipasi kebosanan siswa dalam pembelajaran model daring.

Bukan hanya itu saja, dalam penerapan belajar online ini tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang dipicu oleh beberapa faktor. Pertama, siswa yang belum memiliki gadget, siswa yang belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi, kasus ini banyak terjadi pada siswa tingkat TK dan SD (Sekolah Dasar).

Kemudian masalah utama dialami siswa adalah jaringan yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa dan tak terkecuali bagi orang tua karena dituntut untuk mendampingi siswa dalam proses belajar online.

Realita yang ada, tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, jelas hal ini akan menghambat keaktifan siswa atau anak dalam proses belajar daring ini.

Baca Juga: Mahasiswa Benteng Pertahanan Pergaulan Bebas

Kedua, kurangnya interaksi fisik antara guru dan siswa karena dalam pembelajaran online siswa hanya diberikan tugas melaui via whatsapp. Kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada penjelasan-penjelasan awal dari guru tentang tugas yang dibebankan tersebut.

Peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan tanpa mendapatkan penjelasan terlebih dahulu, akibatnya banyak siswa yang mengeluh dan tidak bersemangat lagi dalam mengerjakan tugas.
Ketiga, tugas yang diberikan guru banyak, sementara waktu yang diberikan sangat singkat. Bagaimana anak bisa belajar dengan baik dalam kondisi yang seperti ini.

Keempat, akibat kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa, otomatis berkuranglah internalisasi nilai-nilai karakter yang semestinya harus ditanamkan seorang guru ke dalam diri siswa. Ini akan mengakibatkan degradasi moral pada anak atau siswa, karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar, mentransferkan ilmu pengetahuan (pelajaran) saja, tetapi seorang guru juga dituntut untuk mendidik (pembentukan akhlak dan karakter) siswa.

Namun, hal ini tidak boleh mematahkan semagat guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, tidak boleh mematahkan semagat siswa dalam belajar, pandemi ini tidak boleh mematahkan semangat dan harapan semua.

Pandemi COVID-19 ini mungkin saja datang sebagai ujian untuk semua, apakah kita mampu mencerdaskan kehidupan bangsa walau dalam kondisi seperti ini. Maka dari itu tetap harus waspada terhadap COVID-19 ini.

Persoalan penting sewaktu pembelajaran online ini, banyak dialami pelajar seperti penugasan yang cukup berat dan waktu pengajaran yang pendek. Kurang paham belajar kalau tidak tatap muka, jam belajar kaku tidak seperti jam sekolah normal. Kesulitan dalam kuota atau jaringan, serta tidak memilki laptop atau komputer. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *