Festival Gasing dan Layang-Layang Karimun Diminati Peserta dari Sumatera hingga Luar Negeri

Festival Gasing dan Layang-Layang Karimun Diminati Peserta dari Sumatera hingga Luar Negeri
Pemain gasing saat menunjukkan aksinya. (Foto: Elahdif Putra)

KARIMUN – Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, menggelar festival gasing dan layang-layang.

Festival sekaligus perlombaan tersebut dilaksanakan di Coastal Area Tanjungbalai Karimun, selama dua hari, yaitu Sabtu-Ahad (29-30/10). Kegiatan festival berlangsung meriah. Kehebohan peserta dan penonton selalu tampak di setiap sesi lomba.

Untuk peserta bukan hanya warga Kabupaten Karimun atau Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) saja. Akan tetapi, ada juga datang dari Provinsi Riau, Sumatra Barat dan negeri jiran Singapura.

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Karimun, Ahadian Zulseptriadi mengatakan, untuk festival layang-layang berjumlah 70 peserta.

“Peserta festival layang-layang ada yang dari Kepri, Riau sama Sumbar. Kategori lombanya ada dua, yaitu layangan hias dan lomba tegak lurus. Juri layang-layang ada dari Kundur sama Sumbar,” terang pria yang akrab disapa Adi.

Sedangkan untuk peserta festival gasing berjumlah 19 tim, dengan tiga orang di setiap tim. Peserta datang dari Singapura, Siak, Pelalawan, Batam, Kundur, Karimun dan Bintan.

“Kalau kategori gasing ada dua juga, yaitu uri sama pangkah. Jurinya dari Batam, Tanjung Batu sama Siak,” sebut Adi.

Dalam festival, para peserta memperebutkan hadiah dengan total jutaan rupiah.

Adi menyebutkan festival layang-layang dan gasing merupakan yang pertama dilaksanakan dalam rangka memeriahkan HUT ke-23 Kabupaten Karimun.

Melihat antusias yang baik terhadap kedua festival tersebut, Adi menginginkan dapat menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun.

Baca juga: SKMN Kundur Karimun Tembus Final FIKSI Tahun 2022

Bukan hanya sebatas sebagai hiburan bagi masyarakat saja, namun juga dalam menarik wisatawan ke Karimun. Selain itu layang-layang dan gasing yang merupakan permainan tradisional masyarakat Melayu juga harus selalu dilestarikan.

“Ini yang pertama kali kita buat. Akan jadi kegiatan tahunan, Insya Allah,” ucapnya. (*)