Wagub Kepri Sebut Peran Keluarga Penting Cegah Penularan HIV/AIDS

Marlin
Wakil Gubernur Kepri, Marlin Agustina. (Foto: Muhammad Chairuddin)

BATAM – Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Wagub Kepri) Marlin Agustina mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam mengedukasi persoalan Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Marlin menilai banyaknya penderita HIV AIDS di Kepri saat ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Pasalnya, jumlah penderita HIV AIDS di Kepri telah mencapai ratusan orang.

“Pada dasarnya kembali lagi pada pentingnya peran keluarga untuk dapat mengedukasi anak-anak, kerabat, dan saudaranya tentang HIV ini. Peran seorang ibu sangat penting dalam hal ini,” kata Marlin, Jumat (02/12).

Menurutnya, para pemangku jabatan di daerah juga harus turut serta dalam menekan angka kasus HIV AIDS di Kepri. Terutama dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

Selain itu, juga perlu adanya kesadaran diri masing-masing, terutama pada anak usia dini dan remaja khususnya siswa SMA sederajat.

“Pergaulan bebas itu terbuka untuk siapa saja. Jadi pendampingan keluarga itu sangat penting. Bagaimana generasi berikutnya bisa hebat kalau tidak dari sekarang disiapkan,” kata Marlin.

“Karena bagaimanapun anak SMA masih pemula dan labil, jadi penting sekali untuk sosialisasi kepada mereka,” tambah dia.

Dengan demikian, para generasi muda itu dapat memahami cara mencegah penularan HIV AIDS dan menerapkannya di kehidupan masing-masing.

Baca juga: Penderita HIV/AIDS Bertambah 297 Orang di Batam

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Batam mencatat sebanyak 8.838 orang positif HIV AIDS sejak tahun 1992 hingga 2022.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Batam Melda Sari mengatakan, kasus HIV di daerah setempat banyak menjangkit pada usia produktif yaitu 25 hingga 49 tahun yang mayoritas jenis kelamin laki-laki.

Melda Sari mengungkapkan, penderita HIV AIDS sepanjang tahun 2022 berjumlah 500 orang lebih.

“Tahun ini sudah ada 500 lebih. Mayoritas laki-laki dengan rentang usia 25-49 tahun,” tutur Melda Sari, Kamis (01/12).

Secara rinci ia menyampaikan dari 8838 orang yang positif HIV, 3108 orang positif aleksis 3108, 1068 orang meninggal dunia, 3067 orang mengetahui status HIV tapi belum melakukan pengobatan, 2945 orang dengan HIV/AIDS (Odha) dengan pengobatan, 50 orang berhenti pengobatan, dan 632 orang hilang kontak.

“HIV AIDS ini proporsi laki-laki lebih banyak dibanding perempuan. Dan paling banyak usia produkstif, umur 25 sampai 49 tahun,” ungkap Melda. (*)