BATAM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam kembali mengenalkan sejarah Kota Batam kepada kalangan pelajar dengan menggelar kegiatan Museum Batam Raja Ali Haji Goes To School.
Museum Batam Raja Ali Haji Goes To School, merupakan agenda tahunan. Kali ini acara serupa berlangsung di Hang Nadim Malay School, Senin (22/05).
Pada kegiatan itu, Disbudpar Batam mendatangkan narasumber yang berpengalaman di bidangnya, yakni Edi Sutrisno seorang penulis Batam.
Ia juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Batam, sekaligus anggota dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Batam.
Edi sapaannya, turut menjelaskan tentang koleksi Museum Raja Ali Haji kepada milenial Batam. Mulai dari kawasan di Kota Batam dengan sejarahnya. Seperti kawasan Duriangkang yang dulunya kawasan warga Tionghoa.
“Dulu Duriangkang pusat administrasi orang Tionghoa. Dulunya Duriangkang tempat yang dituju untuk merantau dari Cina, untuk bercocok tanam salah satunya karet. Kini Duriangkang menjadi waduk untuk menyimpan air,” terang Edi Sutrisno.
Kemudian Edi menjelaskan, tentang Minamisebo atau dikenal Tugu Jepang yang berada di Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang.
Sebagai informasi, tugu itu dibangun pada tahun 23 Agustus 1981 oleh Rempang Frienship Association (RFA) sebuah lembaga non profit yang dibentuk oleh warga Jepang.
Tujuan dibangunnya Tugu Jepang, untuk mengenang serdadu Jepang yang tewas saat menunggu kepulangan mereka ke tanah air pasca pemerintah Jepang bertekuk lutut di tangan sekutu.
“Dari 112.708 ada 128 serdadu meninggal saat menunggu kepulangan,” sebutnya.
Kini jejak-jejak bekas peninggalan Jepang berdiameter 3 kali 3 meter ditembok monumen terpampang nama-nama eks serdadu Jepang yang pernah menetap di Sembulang, lengkap dengan foto-fotonya.
“Ini berkaitan dengan Nagoya, karena mereka suka mengeksplorasi yang menamai Nagoya adalah Laskar Jepang,” ucapnya.
B. J. Habibie pernah membangun Batam selama 20 tahun. Ia membangun Trans Barelang atau Jembatan Barelang. Proyek ini proyek pertama di Indonesia, berupa jembatan yang menghubungkan pulau ke pulau.
Baca juga: Rudi Berbagi Konsep Membangunan dan Pengalaman Memimpin Batam
“Kita patut bangga Batam dipimpin oleh pemimpin yang hebat,” terangnya.
Sama seperti yang memimpin Kota Batam sekarang, yakni Wali Kota Batam, Muhammad Rudi yang telah mempersiapkan Kota Batam, seperti mengembangkan infrastruktur seperti jalan dalam konsep pariwisata.
“Pembangunan Batam saat ini sangat cepat,” ujarnya.
Pada sesi akhir, tak lupa ia memberikan pertanyaan. Bagi siswa yang berhasil menjawab dengan benar diberikan souvenir.
Kepala UPT Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani, menyebut kegiatan ini diikuti 100 dari siswa SMP dan SMA.
Museum Batam Raja Ali Haji Goes To School ini merupakan kegiatan rutin dilakukan Disbudpar Kota Batam, untuk membumikan museum kepada pelajar di Kota Batam.
“Museum Batam Raja Ali Haji akan terus melakukan promosi museum ke sekolah supaya museum lebih dekat dengan hati masyarakat,” katanya.
Ia menyampaikan, museum sebagai tempat belajar selain di dalam kelas karena banyak yang bisa dipelajari mulai dari melihat koleksi, dan mendapat informasi dari tour guide museum.
Lanjut Senny, Museum Batam Raja Ali Haji ini menampilkan peradaban Batam mulai dari Kerajaan Riau Lingga hingga infrastruktur Batam.
“Banyak hal yang bisa didapat dari museum, tak hanya melihat juga bisa belajar,” ucapnya.
Baca juga: Rudi Marlin dan Tokoh Nasional Karimun Kumpul di Tanjungpinang