Agresi Israel di Gaza Sudah Tewaskan 15.523 Orang Sejak 7 Oktober Lalu

Dua anak laki-laki ditarik keluar dari reruntuhan setelah pesawat tempur Israel menargetkan serangan ke Lapangan Yarmouk di Jalan Jalaa, Kota Gaza, Rabu 25 Oktober 2023 lalu. Mereka berteriak, 'Terima kasih pertahanan sipil. Kami mencintai kamu.' (Foto:Dok/Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera)

GAZA – Jumlah korban tewas akibat kebiadaban agresi militer yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza, Palestina tercatat 15.523 orang sejak pertama kali perang dimulai 07 Oktober 2023 lalu.

Jumlah korban tersebut berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza. Ashraf Al-Qudra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan, dari jumlah tersebut, 70 persen dari korban jiwa itu merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara, 41.316 orang lainnya luka-luka.

Al-Qudra juga melaporkan, dalam waktu 24 jam terakhir lebih dari 300 warga Palestina yang tewas dan 600 lainnya mengalami luka.

“Selama beberapa jam terakhir, hanya 316 yang tewas dan 664 yang luka-luka diangkat dari bawah puing-puing dan dibawa ke rumah sakit,” ungkap Ashraf Al-Qudra, seperti dilaporkan Al Jazeera, Ahad 03 Desember 2023.

“Tapi, masih banyak yang terjebak di bawah reruntuhan,” tambah Ashraf Al-Qudra.

Israel kembali melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, Palestina setelah negosiasi oeroanjangab gencatan senjata tidak menemui kesepakatan dengan kelompok Hamas. Gencatan senjata di wilayah tersebut pun berakhir, Jumat 01 Desember 2024 pekan lalu.

Sebelumnya, gencatan senjata antara Israel-Hamas berlangsung pada 24 November 2023 lalu selama empat hari. Gencatan senjata itu hanya bertahan selama sepekan setelah diperpanjang sebanyak dua kali.

Baca juga: Korsel Pensiunkan Satu Jet Tempur Silumannya F-35 Usai Tabrak Burung Elang

Selama gencatan senjata berlangsung, ada sebanyak 80 sandera Hamas di Gaza dibebaskan. Kemudian sebagai imbalannya, 240 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel juga dilepaskan.

Usai gencatan senjata dinyatakan berakhir, pasukan militer Israel langsung menggempur Gaza habis-habisan.

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu bahkan mengatakan perang di Jalur Gaza tidak akan berhenti hingga berhasil “menumpas” Hamas.

Selain menggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan Gaza, Netanyahu mengatakan upaya diplomatik berhasil membuat sandera Israel dibebaskan oleh Hamas.

Namun PM Netanyahu tetap bersikukuh bahwa, pasukan militer Israel tidak melanggar peraturan hukum internasional saat melancarkan agresi di Gaza.

Padahal, Israel terang-terangan melakukan pelanggaran hukum internasional. Setidaknya terdapat tiga hukum internasional yang dilanggar Israel selama agresi.

Israel menyerang, menyandera, memblokir kebutuhan dasar, hingga memindahkan paksa warga sipil. Selain itu, Negeri Zionis itu juga menyerang rumah sakit dan tempat ibadah.