LINGGA – Jalan Kebun Nyiur yang merupakan akses jalan menuju Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Kepuluan Riau (Kepri) hampir terputus akibat abrasi.
Tidak hanya abrasi akibat gelombang tinggi, namun curah hujan deras yang mengguyur Dabo Singkep beberapa hari terakhir, turut menyebabkan jalan tersebut menjadi rusak.
Seorang warga setempat, Iqhsan mengatakan, jalan tersebut belum ditindaklanjuti pemerintah untuk diperbaiki. Sejauh ini penanganan hanya sebatas dipasangi pembatas jalan, agar pengendara berhati-hati dan melakukan pembersihan material pasir yang terbawa ombak.
Sebab, lanjut Iqhsan, material pasir dari pantai menumpuk hampir menutup jalan lantaran dibawa ombak berikut sampah dari laut ke badan jalan. Apalagi pasang air laut sedang tinggi.
Dia menyebutkan, jalan tersebut juga pernah mengalami kerusakan parah, karena beberapa kali terkena abrasi pada pertengahan tahun 2022. Sementara, untuk menghalangi terjangan ombak, hanya diberi tumpukan karung pasir ditepi pantai.
Selain itu, pernah dilakukan penimbunan pasir di bagian area jalan yang rusak. Namun tidak cukup untuk menahan abrasi yang terus menerus merusak akses jalan itu.
Menurut pantauannya di lokasi, kondisi akses jalan menuju Pantai Batu Berdaun tersebut semakin parah, dan abrasi yang terjadi saat ini menggerus badan jalan.
Masyarakat bersama pihak terkait sudah membuatkan tanggul sementara dari kayu dan karung yang berisi pasir, untuk menahan laju gelombang agar tidak merusak jalan, meski hanya bersifat sementara. Warga desa juga diimbau berhati-hati apabila melintasi jalan tersebut.
“Belum ada perbaikan secara permanen, hanya dikasi kayu yang dicancang ke tanah dengan jarak kira-kira sejengkal, sama karung pasir untuk menahan gelombang, agar tidak menghantam badan jalan dan membawa pasir ke permukaan jalan,” kata Iqhsan kepada Ulasan, Kamis 16 Januari 2025.
Kerusakan jalan itu menjadi kekhawatiran warga Desa Batu Berdaun, yang sehari-hari melintasi jalan tersebut. Karena jalan itu merupakan akses utama, yang menghubungkan Kecamatan Singkep Selatan hingga ke Pantai Todak.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Yusdiandri bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah berupaya mengurangi dampak abrasi tersebut, dengan melakukan penimbunan tanah sebanyak 20 lori untuk memberikan akses bagi warga untuk melintas.
“Kami juga udah melakukan penimbunan pakai 20 lori, tapi mungkin karena ombak yang besar dan curah hujan yang tinggi, jadi pasirnya hilang begitu saja,” sebut Yusdiandri menerangkan.
Untuk perbaikan total jalan tersebut, kata Yusdiandri, rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2026 mendatang, lantaran memakan anggaran yang cukup besar.
“Untuk perbaikannya sendiri butuh aspal. Nah kita liat dulu berapa kebutuhan anggarannya, apakah masuk ditahun ini, supaya dapat kita kerjakan,” sambung Yusdiandri menjelaskan.
Untuk penanggulangan sementara, Yusdiandri melanjutkan, dengan memasang kayu untuk pemecah gelombang, serta melakukan pelebaran jalan agar bisa dilalui masyarakat menggunakan biotek.
Pengerjaan itu dilakukan secara gotong royong bersama personel Marinir, kepolisian, Pemdes Batu Berdaun, kecamatan Camat, serta masyarakat menggunakan biotek.
Yusdiandri juga menyampaikan untuk dua hingga tiga hari ke depan akan segera melakukan pemasangan batu miring, karena ombak sudah tidak terlalu besar dan curah hujan yang sudah berkurang.