Analis: Kunjungan Biden ke Jepang dan Korsel Peringatan untuk China

Analis: Kunjungan Biden ke Jepang dan Korsel Peringatan untuk China
Presiden AS Joe Biden tiba di Gedung Putih setelah memberi pengarahan tentang kesiapsiagaan badai di Pangkalan Gabungan Andrews, di Washington, AS, 18 Mei 2022. (ANTARA/Reuters/Evelyn Hockstein/as)

WASHINGTON – Penasihat urusan Asia di pemerintahan Barack Obama, Evan Medeiros menilai kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Jepang dan Korea Selatan (Korsel) memberikan sinyal peringatan bagi China agar tidak mengikuti jejak Rusia di Ukraina terhadap Taiwan.

Perjalanan ke Asia itu menjadi kunjungan Biden yang pertama sebagai presiden AS. Dia akan berangkat pada Kamis (19/5) untuk perjalanan selama lima hari.

Biden akan bertemu dengan presiden baru Korea Selatan, Yoon Suk-yeol di Seoul dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo. Kedua pemimpin Asia itu sama-sama khawatir dengan Korea Utara dan China, dan berniat untuk memperkuat aliansi dengan AS.

“Intinya, (kunjungan) ini adalah tentang membangun jaringan aliansi di Asia Timur,” kata Evan.

Baca juga: Joe Biden Gelontorkan Bantuan Dana Rp5 Triliun untuk Ukraina

Sanksi seperti yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia tak akan mudah dijatuhkan pada Beijing. China adalah mitra dagang terbesar Korsel dan sumber terbesar barang-barang impor bagi Jepang, sedangkan Amerika Serikat hanya menempati urutan kedua dengan selisih yang besar.

Pesan yang dibawa Biden menjadi rumit ketika pemerintahannya tak punya rencana untuk merespons jika Beijing memutuskan untuk merebut Taiwan, bahkan ketika intelijen AS menilai persiapan China untuk melakukan hal itu sudah terlihat.

Begitu pula ketika Beijing mengambil kebijakan “nol COVID” dan memberlakukan lockdown. Pemerintah AS dinilai hanya punya sedikit strategi untuk mengantisipasi resesi global akibat kebijakan China yang tegas itu.

Namun dengan kekurangan-kekurangan itu, dukungan kepada Washington dari Seoul dan Tokyo dinilai lebih kuat dari sebelumnya.

“Presiden (Biden) beruntung mendapatkan mitra-mitra (seperti Jepang dan Korsel),” kata Michael Green, spesialis Asia di Center for Strategic and International Studies, sebuah wadah pemikir di Washington.

Baca juga: Presiden Putin Ingatkan Biden Soal Sanksi Barat Terhadap Moskow, Hubungan Kedua Negara Bisa Putus

“Menurut perhitungan saya, sekitar 20 tahun telah berlalu sejak seorang presiden Amerika mengunjungi Jepang dan Korea dan mengandalkan pemimpin kedua negara itu yang sangat pro-aliansi,”

Biden diperkirakan akan menawarkan kolaborasi yang lebih kuat kepada para sekutu dalam sejumlah inisiatif teknologi dan menyoroti kemitraan publik-swasta yang baru untuk mengurangi kendala di rantai pasokan.