Angka Stunting di Batam Menurun

Amsakar Achmad
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad. (Foto: Muhammad Islahuddin)

BATAM – Angka anak penderita stunting di Kota Batam, Kepulauan Riau, mengalami penurunan menjadi 2,56 persen menjelang akhir tahun 2022.

Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad mengatakan, keberhasilan menekan angka stuting itu berkat hasil kerja kolektif yag dibangun oleh pihak puskesmas, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, BKKBN, tim pendamping keluarga, hingga kader posyandu yang ada di lingkungan masyarakat. Ia mengapresiasi kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Batam dalam menekan angka stunting tersebut.

“Dari 7,06 persen di Februari 2021 menjadi 6,17 persen di Oktober 2021 dan turun lagi menjadi 2,56 persen selesai angka terakhir di 2022,” kata Amsakar, Senin (14/11).

Kendati demukian, Pemko Batam akan terus meningkatkan koordinasi dalam penanganan dan pencegahan stunting agar tak melonjak.

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Batam itu meminta agar setiap tim pendamping keluarga, kader posyandu, kader KB dan bidan untuk melakukan pendataan dan penanganan secepat mungkin yang berkaitan dengan empat hal utama adalah dalam managemen data.

Keempat hal itu ialah mendata para ibu hamil dan bayi yang mendapatkan asupan gizi tambahan serta pendampingan, membuat prosedur tetap dalam melaksanakan penanganan stuting di tingkat lurah dan camat, dan melakukan pertukaran database yang dimiliki antara puskesmas dan lurah.

“Kemudian, lakukan juga data pendataan ibu hamil dan bayi dengan target sasaran,” katanya.

Baca juga: Batam Raih Penghargaan Terbaik Aksi Konvergensi Penurunan Stunting se-Kepri

Dengan demikian, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Batam dapat memberikan atensi lebih terhadap sistem manajemen data stunting.

“Bukan hanya sekedar data saja. Melakukan pendataan dan tindak lanjut bagi balita gizi buruk kemudian keluarga yang berisiko stunting, termasuk calon pengantin,” tegas Amsakar. (*)