Angkat Kehidupan Suku Laut dan Abrasi Pulau Mensemut, Mahasiswa UMRAH Lolos Pendanaan PKM-RSH

UMRAH
Tim riset mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) berhasil lolos pendanaan PKM-RSH 2024 sedang berfoto dengan masyakat Pulau Mansemut. (Foto: Dok/Nikodemus Niko)

BATAM – Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) berhasil lolos pendanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dari Dikti tahun 2024.

Lolosnya sejumlah mahasiswa tersebut tidak terlepas dari ide penelitian mereka tentang abrasi parah yang terjadi di Pulau Mansemut, Desa Pena’ah, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Selain itu mereka juga meneliti terkait pertahanan hidup yang dijalani masyarakat Suku Laut yang tinggal di pulau terpencil tersebut.

Tim PKM-RSH ini terdiri dari lima mahasiswa angkatan 2022 Mei Indriani dari Prodi Sosiologi sebagai ketua tim, Natasha Febiana dan Abdianto dari Prodi Pendidikan Kimia, serta Elvira Clarista dan Rodhia Tammardhiah dari Prodi Ilmu Hukum.

Ketua tim, Mei Indriani, menjelaskan bahwa mereka memilih Pulau Mensemut sebagai lokasi penelitian karena pulau ini mengalami abrasi parah akibat letaknya di laut lepas.

Menurutnya, setiap tahun luas daratan Pulau Mansemut semakin menyusut yang meninggalkan bekas berupa karang di tepi pantai. Meskipun begitu, Pulau Mensemut masih dihuni oleh beberapa kepala keluarga.

“Kami tertarik mengambil lokasi penelitian di Pulau Mensemut, karena letaknya yang berada di laut lepas, mengakibatkan pulau ini terkena abrasi parah,” tutur Mei Indriani pada Ulasan.co pada Seni 08 Juli 2024.

Ia menjelaskan, riset yang dilakukan oleh tim PKM-RSH ini bertajuk ‘Mekanisme Survival Masyarakat Pulau Mensemut Terhadap Abrasi’.

Selain itu, Mei menyatakan bahwa pengalaman riset yang ia dan timnya lakukan sangat berharga. Apalagi dari salah satu hasil riset, mereka akhirnya mengetahui masih ada masyarakat yang tidak dapat sekolah di Kepulauan Riau.

“Di pulau itu pernah ada sekolah, namun roboh karena tergerus gelombang ombak dan gurunya tidak ada lagi. Harapan kami, semoga pemerataan pendidikan dan kesejahteraan dapat menyentuh masyarakat Mensemut,” ujarnya.

Sementara itu, dosen Prodi Sosiologi Fisip UMRAH, Nikodemus Niko yang juga menjadi pembimbing tim riset mahasiswa berprestasi tersebut, memuji antusiasme dan kreativitas mereka.

Menurut dia, riset mereka tentang abrasi dan survival masyarakat Suku Laut di Pulau Mensemut sangat langka dan bermakna.

“Jarang sekali ada yang mau riset di pulau terpencil dengan dana yang sangat terbatas,” tambahnya.

Baca juga: 2 Mahasiswi UMRAH Lolos Program Summer Course di Hiroshima University

Ia menerangkan, pekan lalu tim PKM-RSH yang ia bimbing ini telah melakukan penelitian lapangan di Pulau Mensemut. Untuk kesana mereka menempuh perjalanan sekitar delapan jam dari Tanjungpinang, dengan transit di Pancur dan Pulau Pena’ah.

Untuk mencapai Pulau Mensemut, tim harus menggunakan Pompong (perahu motor) dengan jarak tempuh sekitar satu jam dari Pulau Pena’ah.

“Kedatangan mereka disambut oleh Kepala Desa Pena’ah dan warga setempat,” katanya.

Ia pun berharap riset tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat dan menginspirasi mahasiswa lainnya agar melakukan riset yang berguna bagi berkembangnya ilmu pengetahuan. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News