Antigen Berbayar di Perbatasan Tanjungpinang-Bintan ‘Dikuasai’ Kimia Farma

Foto : M Chairuddin

Tanjungpinang – Pengetatan Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Tanjungpinang sudah berlangsung di beberapa titik keluar masuk Kota Tanjungpinang. Di hari ketiga, Rabu (14/07), petugas memberlakukan sweb antigen bagi warga yang keluar masuk kota Tanjungpinang. Namun sayangnya, biaya sweb antigen yang dilakukan dibebankan kepada masyarakat.

Pemberlakuan sweb antigen berbayar tersebut disebabkan kerena Pemerintah Kota Tanjungpinang menyerahkan wewenang melakukan antigen di perbatasan kepada Kimia Farma.

Saat dikonfirmasi mengenai adanya tenaga kesehatan asal Kimia Farma, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Nugraheni membenarkan hal tersebut. Menurutnya, adanya Nakes asal perusahaan Kimia Farma lantaran Pemerintah Kota Tanjungpinang saat ini sedang mengalami kekurangan tenaga kesehatan.

Lanjutnya, tenaga kesehatan di Kota Tanjungpinang saat ini sudah banyak terpapar COVID-19. Selain itu, para tenaga kesehatan di Kota Tanjungpinang juga sudah disebar di berbagai titik untuk melaksanakan vaksinasi.

“Tenaga kita mana mas? Semua orang sudah pada jatuh COVID semua. Vaksin itu, ngurusin pasien itu. Di masyarakat itu semua,” jelasnya, Rabu (14/07).

Saat ditanya soal jumlah Nakes di Tanjungpinang serta kekurangannya, Nugraheni mengaku tidak tahu. “Gak hafal, banyak,” ucapnya dengan nada sinis kepada jurnalis Ulasan.

Meskipun menyerahkan wewenang tes antigen kepada Kimia Farma, Nugraheni mengaku bahwa Pemkot Tanjungpinang tidak ada menjalin kerja sama. “Tidak ada MoU. Pokoknya saya minta siapa saja yang punya banyak antigen mau buka 24 jam boleh saja,” tuturnya.

Selain itu, Nugraheni menjelaskan, uang hasil pembayaran antigen tersebut, sepenuhnya milik perusahaan Kimia Farma. Kadinkes Tanjungpinang itu juga mengatakan bahwa biaya pembayaran antigen di perbatasan yang mencapai Rp150 ribu itu merupakan risiko masyarakat yang ingin melintas.

“Iya (risiko), karena itukan tidak darurat. Seharusnya kan tidak ada aktivitas apa-apa, kecuali yang esensial,” tegasnya.

Pewarta: Muhammad Chairuddin
Editor : MD Yasir