Antisipasi DBD di Musim Penghujan, Masyarakat Diminta Jaga Kebersihan Lingkungan

Antisipasi DBD di Musim Penghujan, Masyarakat Diminta Jaga Kebersihan Lingkungan
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DP3AKB Kota Tanjungpinang, Sri Handono. Foto: Andri Dwi Sasmito

Tanjungpinang – Memasuki musim penghujan, masyarakat diminta untuk segera melakukan upaya antisipsi terhadap ancaman berbagai penyakit, termasuk Demam Berdarah Dengue (DBD).

DBD merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat. Bahkan, penyakit ini berpotensi mengakibatkan kematian.

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) mencatat, pada Oktober 2021 lalu terdapat 39 kasus DBD di Tanjungpinang.

“Sampai Kamis (11/11), hanya 10 kasus DBD di Tanjungpinang. Kalau dibandingkan pada Oktober 2021, kasus DBD tidak terjadi peningkatan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DP3AKB Kota Tanjungpinang, Sri Handono, Kamis siang.

Baca juga: Dinkes Tanjungpinang Imbau Masyarakat Cegah Penyakit DBD di Tengah Pandemi COVID-19

Tahun lalu, tambahnya, kasus DBD yang terjadi di ibu kota Provinsi Kepri itu tercatat 360 kasus.

Sri Handono membeberkan, penyakit DBD terjadi ketika lingkungan di sekitar masyarakat tidak terjaga dengan baik. Sehingga, di musim penghujan air hujan yang tergenang berpotensi timbulnya jentik-jentik.

“Karena jentik yang memicu terjadinya penyakit DBD di lingkungan masyarakat,” ungkapnya.

Penyakit DBD, lanjut dia, berpotensi akan menyerang siapa saja. Sehingga, masyarakat harus berperan aktif dalam upaya pencegahan dengan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

“Dulu kita berpikiran, bahwa kasus DBD menyerang hingga terjadi dikalangan anak-anak. Dan, sekarang semua berisiko. Kalau di lingkungan tempat tinggal maupun kerjanya tidak terjaga, otomatis akan terjadi penularan,” ujarnya.

Baca juga: Kemenkes Konsultasi ke WHO Kembangkan Vaksin Malaria

Ada dua jenis nyamuk sebagai perantara penularan virus dengue terhadap tubuh seorang manusia hingga menjadi penyakit DBD, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

“Kalau di lingkungan tersebut tidak ada penderita yang positif, Insyaallah tidak ada penularan DBD,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *