Arab Saudi Susul Indonesia Beli Jet Tempur Dassault Rafale Imbas Embargo Jerman

Pesawat tempur Eurofighter Typhoon yang dioperasikan Royal Saudi Air Force (RSAF). (Foto:Doc/jetphotos)

JAKARTA – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melirik jet tempur Rafale bikinan Dassault Aviation Prancis, setelah negara kaya itu terkena sanksi embargo persenjataan oleh Jerman.

Arab Saudi dikabarkan, sedang mempertimbangkan pembelian 54 unit jet tempur Rafale dengan pihak Dassault Aviation Prancis.

Seperti yang dilaporkan Intelligence Online, rencana pembelian jet tempur Dassault Rafale lantaran upaya Arab Saudi untuk menambah jet tempur Eurofighter Typhoon tambahan untuk Royal Saudi Air Force (RSAF) terganjal embargo oleh Jerman.

Kemudian harian Prancis La Tribune, Angkatan Udara Arab Saudi beralih ke Rafale Prancis. La Tribune mengklaim, bahwa Riyadh lebih suka mengakuisisi 54 pesawat tempur Rafale daripada Eurofighter Typhoon dan F-15 Amerika.

Sebelumnya Saudi telah meminta untuk mengakuisisi Eurofighter Typhoon, tetapi Jerman memblokir penjualan tersebut karena perang yang sedang berlangsung dengan Yaman, dan atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul.

Mitra konsorsium Eurofighter, Kepala Eksekutif Airbus, Guillaume Faury, mengkritik posisi pemerintah Jerman dalam sebuah wawancara surat kabar. Faury mengatakan, “Sikap pemerintah Jerman terhadap ekspor senjata ke beberapa negara merupakan masalah nyata,” kepada harian bisnis Handelsblatt.

Larangan penjualan jet tempur Eurofighter Typhoon, tidak hanya memberikan ruang kepada Prancis ‘menjual’ jet Rafale pesaingnya ke Arab Saudi, tetapi juga membahayakan masa depan program Eurofighter Typhoon.

Baca juga: Indonesia Bayar Uang Muka 18 Jet Tempur ‘Omnirole Fighter’ Rafale
Rafale
Pesawat tempur Rafale M dari Dassault Aviation bikinan Prancis yang akan dibeli Indonesia. (Foto:Seaforce)
Baca juga: Menhan Prabowo ke Pabrik Boeing Beli 24 Unit Jet Tempur F-15EX Eagle-II

Menurut kabarnya, rincian untuk pengadaan 54 jet tempur Rafale telah diserahkan kepada pabrikan Prancis oleh otoritas Saudi, dengan permintaan tanggapan paling lambat 10 November 2023 seperti yang dilaporkan La Tribune.

Kemungkinan, Saudi membeli 54 jet Rafale dapat memperkuat posisi Perancis di pasar pertahanan Timur Tengah dan memperkuat posisi Rafale, sebagai pesawat tempur yang sangat diinginkan di wilayah tersebut.

Menurut catatan, Mesir menjadi negara regional pertama yang mengakuisisi total 54 jet Rafale, dengan pembeliannya pada tahun 2015 dan akuisisi selanjutnya pada tahun 2021,

Kemudian Qatar memilih Rafale pada tahun 2015, dan kemudian pada tahun 2017, membeli total 36 jet tempur Prancis.

Laporan menunjukkan, bahwa Uni Emirat Arab sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan opsi untuk mengakuisisi 36 jet lagi.

Pada bulan Desember 2021, Dassault Aviation mencetak pesanan tunggal yang paling signifikan hingga saat ini, ketika Uni Emirat Arab setuju untuk membeli 80 jet Rafale.

Akuisisi ini juga akan menimbulkan tantangan langsung terhadap Eurofighter Typhoon, produk gabungan perusahaan-perusahaan Eropa, termasuk BAE Systems, Airbus, dan Leonardo dari Italia.

Rafale untuk Indonesia

Pemerintah Indonesia dilaporkan telah membayar uang muka untuk pembelian batch kedua 18 unit jet tempur omnirole fighter genera si 4.5 Rafale bikinan Dassault Aviation Prancis.

Kabar baik itu diwartakan media harian nasional Prancis La Tribune, Kamis (09/03). Indonesia sebelumnya, telah memesan batch pertama sebanyak 6 unit Rafale.

Ini adalah kabar baik bagi Dassault Aviation, yang telah membukukan pesanan dari Indonesia di tahun 2022. Indonesia menargetkan, bakal memiliki 42 unit Rafale secara bertahap lewat kesepakatan pada Februari 2022.