Awal Desember 2021, BMKG; Waspada Gelombang Tinggi Capai Enam Meter di Laut Natuna

Awal Desember 2021, BMKG; Waspada Gelombang Tinggi Capai Enam Meter di Laut Natuna
Ilustrasi, aktivitas nelayan di Kepulauan Riau (Foto: Muhammad Bunga Ashab)

Natuna – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pontianak mengeluarkan peringatan dini cuaca terkait gelombang tinggi di perairan Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, awal Desember 2021, Selasa (30/11).

Gelombang tinggi berpotensi dapat mencapai enam meter di sejumlah perairan Laut Natuna hingga Kamis (02/12).

BMKG menyebut, untuk gelombang tinggi 2.5 hingga 4 meter berpotensi terjadi di wilayah Laut Natuna Utara, kategori sedang 1.25 meter – 2.5 meter berpotensi terjadi di perairan barat Natuna, perairan utara Natuna, perairan selatan Natuna – Pulau Midai serta perairan Pulau Subi – Pulau Serasan.

“Akan ada peningkatan gelombang menjadi sangat tinggi 4-6 meter pada 2 Desember di wilayah Laut Natuna Utara,” tulis Prakirawan Cuaca BMKG Pontianak dalam keterangan tertulisnya diterima.

BMKG menjelaskan, di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat daya – barat laut dengan kecepatan angin berkisar 5 – 20 knot. Sedangkan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari tenggara – barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5 – 22 knot.

Baca Juga: Nelayan Luar Sebabkan Hasil Tangkapan Nelayan Pulau Laut Natuna Berkurang

BMKG Pontianak, angin di wilayah Laut Cina Selatan cukup kencang mencapai 30 knot, dampak dari hal tersebut menyebabkan adanya energi yang berpindah dari Laut Cina Selatan di antara wilayah Vietnam dan Filipina menuju ke wilayah perairan Anambas dan Natuna.

“Sehingga turut mempengaruhi ketinggian gelombang di sekitar wilayah tersebut, yang berjenis Swell (alun) yaitu gelombang yang disebabkan oleh angin dari wilayah lainnya,” jelas BMKG Pontianak.

BMKG Pontianak mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu mewaspadai dampak dari gelombang tinggi untuk keselamatan, BMKG meminta msayarakat menunda kegiatan melaut hingga kondisi gelombang kondusif.

“Risiko ketika beraktivitas di laut, tingkat risiko bahaya tinggi bagi nelayan ketika gelombang sudah mencapai 1.25 meter, kapal tongkang 1.5 meter, kapal feri 2.5 meter, kapal cargo dan kapal pesiar 4.0 meter,” pintanyaa.

Masyarakat harus punya rencana jika sewaktu-waktu menghadapi kondisi darurat seperti menyiapkan rute pelayaran yang aman dengan cara melihat peta prediksi gelombang sehingga bisa mengetahui daerah – daerah mana saja yang gelombang nya tinggi atau rendah. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *