JAKARTA – Balapan motor World Superbike (WSBK) seri Sirkuit Mandalika, Lombok, Indonesia bakal dihapus, lantaran pihak penyelenggara mengalami kerugian hingga Rp100 miliar.
Holding BUMN Pariwisata InJourney berencana akan menghapus penyelenggaraan WSBK dari Sirkuit Mandalika karena ajang balapan itu menyebabkan kerugian hingga Rp100 miliar.
Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria mengatakan, kerugian terbesar Sirkuit Mandalika berasal dari penyelenggaraan balapan WSBK.
Menurut Doni, ajang WSBK Sirkuit Mandalika yang sudah berlangsung sejak 2021 ini tidak menarik investor untuk masuk menjadi sponsor.
“Gelaran WSBK ini menunjukkan kerugian. Sehingga apa yang kami lakukan adalah, kami akan bernegosiasi untuk menghilangkan ajang WSBK ini,” ujar Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/6).
Menurutnya, jika nantinya penyelenggaraan WSBK dihilangkan. Maka bisa membantu menurunkan beban perusahaan. Sehingga, kerugian yang ditimbulkan tidak makin besar tiap tahunnya, dibandingkan event tersebut dipertahankan.
“Nanti WSBK ini akan kita hilangkan, sehingga tidak muncul biaya di dalam penyelenggaraan WSBK yang sebetulnya event itu tidak menarik sponsorship,” jelas Doni.
Selain event WSBK, kerugian perusahaan juga disumbang dari penyelenggaraan MotoGP. Penyebabnya, karena pemasukan dari iklan,, dan sebagainya lebih besar dibandingkan biaya operasionalnya.
Baca juga: Fix Tinggalkan Yamaha, WSBK 2024 Toprak Razgatlioglu Geber BMW
Dari perhitungan InJourney, kerugian akibat penyelenggaraan MotoGP mencapai Rp50 miliar. Namun, acara ini cukup menarik sponsor sehingga bisa tetap dilaksanakan.
“MotoGP itu sudah kita hitung, dan kita punya gap sekitar Rp50 miliar. Ini yang sedang kita carikan cara bagaimana kita mendapatkan tambahan sponsorship untuk menutupi gap ini. Sehingga kita bisa melokalisir problemnya di Mandalika ini,” ungkapnya.
Adapun langkah-langkah ini dilakukan sebagai salah satu cara mengurangi utang Sirkuit Mandalika, yang saat ini mencapai Rp4,6 triliun. Utang tersebut terbagi atas kewajiban pembayaran jangka pendek sebesar Rp1,2 triliun dan jangka panjang Rp3,4 triliun.
Untuk pembayaran jangka pendek, InJourney melalui PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,19 triliun kepada pemerintah.
Di mana, dari jumlah tersebut sebesar Rp1,05 triliun akan digunakan untuk membayar utang Sirkuit Mandalika.
“Terus terang saya tidak bisa selesaikan kewajiban yang short term ini, diantaranya untuk bayar pembangunan Grand Stand, VIP Village, sama kebutuhan modal kerja saat penyelenggaraan event. Karena itu penyelesaiannya harus dengan equity,” pungkasnya.