Bantu Masyarakat Lewat Usaha Olahan Cumi

Tanjungpinang, Ulasan.co – Rasa ingin membantu sesama ada pada jiwa seorang lelaki yang berasal dari Yogyakarta yang merantau ke Tanjungpinang dan membuka usaha olahan cumi yang menjadi lapangan pekerjaan masyarakat.

Melihat kondisi Kepulauan Riau yang yang hasil lautnya melimpah, seperti sotong dan cumi, membuat lelaki jiwa sosial ini menghasilkan inovasi olahan produk cemilan yaitu dendeng cumi dan sotong.

Layaknya pengusaha yang lain, dalam membangun usaha tidaklah mudah dan tidak instan. Banyak liku-liku kehidupan , ia mengawali usaha yang kecil sejak tahun 1991 yang berlokasi di Kampung Baru dan hanya beranggotakan keluarganya saja. Hingga akhirnya berkembang dan berpindah lokasi di Jalan Anggrek Merah kilometer 4 dengan pegawai yang bertambah menjadi 30 orang dari hasil rekrutnya di lingkungan masyarkat yang ia tempati.

Cumi dendeng merupakan inovasi yang di kemas dalam bentuk cemilan bahan mentah yang harus diolah melalui proses pemanggangan. Bahan baku dari cumi dendeng ini tentu cumi atau sotong yang didapatkan dari para nelayan yang kebanyakan dari Kabupaten Lingga
Untuk proses pemasaran, olahan produk cemilan dendeng cumi ini ternayata telah di pasarkan didaerah Batam dan Tanjungpinang bahkan sampai kemanca negara seperti Singapura dan Malaysia. Bahkan Poniran bekerjasama dengan para travel dan para turis dalam mendistribusikan produk tersebut.

Melihat semangat dan jiwa sosial yang dimiliki poniran tersebut, menjadikan dia salah satu orang yang dipercaya menjabat sebagai ketua RW, bendahara masjid, wakil ketua tiga dalam pengurusan kota, dan sebagai pengurus Sanggar Sekar Setaman.
Dalam hidup Poniran ia memiliki kunci kesuksesan yaitu menghormati kedua orangtua dan jangan sekali-sekali membuat orangtua menangis kecuali menangis bahagia, kemudian sikap saling tolong menolong pun harus dilakukan. Poniran mengatakan tolong menolong disini tidak harus dengan materi, memberikan pikiran dan tenaga pun sudah termasuk tolong menolong,lalu kunci kesuksesan yang ia percaya yaitu banyak bersyukur dan tidak boleh mengeluh.

Editor : Udin
Pewarta : Evi fitriana dan Dessy