Banyan Tree Bintan dan UMRAH Tanam Seribu Mangrove di Pengudang, WN Singapura Antusias Terlibat

Penanaman mangrove
Penanaman mangrove di pesisir pantai Desa Pengudang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. (Foto: MB Ashab)

BINTAN – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Banyan Tree Bintan menggandeng mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) menanam seribu bibit mangrove di pesisir Desa Pengudang, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu 21 Juni 2025.

Kegiatan program Greening Communities ini tak hanya difokuskan pada penanaman mangrove, tetapi juga diisi dengan aksi bersih-bersih pantai. Turut hadir sejumlah warga negara asing, termasuk Warga Singapura.

“Kegiatan ini bagian dari upaya kami menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat lokal. Hari ini kami tanam seribu bibit. Sejak program ini berjalan, sudah lebih dari 75 ribu pohon berhasil kami tanam di Bintan,” ujar Henry Ali Singer, Cluster-3 Sustainability Coordinator Banyan Tree Hotels & Resort.

Penanaman mangrove
Penanaman mangrove di pesisir pantai Desa Pengudang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. (Foto: MB Ashab)

Henry menjelaskan, Desa Pengudang dipilih sebagai lokasi penanaman karena memiliki ekosistem yang masih asri, tingkat keberhasilan tumbuh bibit yang tinggi, dan merupakan kawasan konservasi dugong serta sebaran seagrass. Pengudang juga dikenal sebagai lokasi ekowisata dan riset ilmiah.

“Lingkungan yang bersih penting untuk kenyamanan wisatawan. Pantai yang indah harus dijaga. Kami terus kampanyekan isu lingkungan di Bintan,” ujarnya.

Henry juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan dunia akademik. Banyan Tree Bintan bekerja sama dengan UMRAH khusus untuk konservasi mangrove karena kampus tersebut memiliki keahlian di bidang ilmu kelautan. Bibit mangrove yang ditanam pun dibeli dari masyarakat lokal sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi.

Dekan Fakultas Ilmu Kelautan UMRAH, Dr. Dony Apdillah, menyambut baik kegiatan ini dan menyebut Desa Pengudang sebagai desa binaan fakultasnya.

“Penanaman mangrove berdampak besar pada lingkungan. Bisa mencegah abrasi, menjaring sedimen, dan menjadi habitat penting bagi biota laut. Ini edukasi lingkungan yang luar biasa untuk mahasiswa kami,” katanya.

Salah satu peserta dari Singapura, Angela Hoten dari NTU Singapore, mengaku senang bisa terlibat langsung.

“Ini pengalaman pertama saya menanam mangrove. Sangat menyenangkan, meski di bawah terik matahari. Bintan cantik dan menyenangkan,” ujar Angela.

Baca juga: Banyan Tree Bintan dan FTTK UMRAH Sukses Gelar Kompetisi Augmented Reality

Kegiatan ini menggunakan sistem rumpun, yaitu satu lubang ditanam lima bibit dengan jarak antar rumpun sekitar dua meter. Jenis mangrove yang ditanam terdiri dari Rhizophora Apiculata, Rhizophora Mucronata, dan Bruguiera.

Ketua pelaksana kegiatan, Januar Albert, menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme masyarakat dan tamu yang hadir.

“Metode tanamnya sederhana namun efektif. Kolaborasi dan semangat gotong royong membuat kegiatan ini berjalan lancar dan bermakna,” ujarnya. (*)

 

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News