Batam Sudah Diizinkan Memasok Sapi untuk Konsumsi

Sapi Lampung
Sapi dari Lampung saat turun dari kapal tiba di Pelabuhan Beton Sekupang, Batam dan langsung disemprot cairan desinfektan agar steril, Senin (20/6). (Foto:Muhammad Chairuddin/Ulasan.co)

TANJUNGPINANG – Sekertaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kepulauan Riau (Kepri), Adi Prihantara mengatakan, saat ini Batam sudah diperbolehkan untuk memasok hewan ternak sapi konsumsi

Adi Prihantara menambahkan, sapi untuk konsumsi yang dipasok ke Batam berasal dari daerah Lampung dan Jambi. Izin tersebut melalui surat edaran menteri.

“Kalau sapi untuk konsumsi sudah boleh, tetapi kalau bibit itu keputusan dari pusat. Karena bibit dipelihara untuk jangka panjang,” kata Adi Prihantara, Jumat (16/12).

Namun, untuk daerah lainnya di Kepri berbeda dengan Batam yang hanya mendatangkan daging sapi yang sudah dipotong bukan berupa sapi utuh.

“Kalau untuk masuk daerah lain berupa daging, bukan berupa hewan lagi. Termasuk juga Tanjungpinang, yang kita datangkan hanya daging,” ungkapnya.

Ia menyampaikan, sesuai surat edaran menteri, sapi boleh didatangkan dari daerah zona merah ke zona merah hanya untuk sapi potong.

Baca juga: HKTI Kepri Akan Datangkan 6.000 Ekor Sapi Dari NTT

Selain itu, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kepulauan Riau (Kepri) akan mendatangkan 6.000 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ketua HKTI Kepri yang juga Bupati Karimun, Aunur Rafiq mengatakan, pihaknya sudah membicarakan terkait hal itu dengan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.

“Kita bersilaturahmi dengan Gubernur NTT. Kita bicara impor ternak sapi dari HTT ke Kepri. Kebutuhan sapi di Kepri sekitar 500 ekor per bulan. Jadi kalau setahunnya bisa 6.000 ekor,” kata Rafiq, Jumat (16/12/2022).

Penjajakan tersebut dilakukan oleh HKTI Kepri karena NTT merupakan daerah peternakan yang memiliki target 1 juta ekor sapi per tahun.

Pemerintah Provinsi NTT mengelola melalui BUMD-nya. Perusahaan daerah itu kemudian bekerjasama dengan masyarakat yang berternak sapi.

“Dengan kedatangan kita mereka senang karena memang sebagai daerah penghasil sapi, dan mereka zona hijau. Di sana itu rumah-rumah masyarakat ada ternak sapi, di luar ternak BUMD mereka,” terang Rafiq.

Baca juga: HKTI Kepri Gandeng Pemprov NTT Kembangkan Peternakan Sapi