BIB Hang Nadim Bakal Selesaikan Perselisihan Taksi Online vs Konvensional

Taxi angkutan penumpang di Bandara Hang Nadim Batam. (Foto:Muhammad Ishlahuddin/Ulasan.co)

BATAM – Bandara Internasional Batam (BIB) Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, tengah mencari solusi terbaik ke depan, terkait perselisihan antara taksi online dan konvesional di kawasan tersebut.

Hingga saat ini, polemik perselisihan dua moda transportasi pengangkut penumpang itu belum menemui titik terang perihal izin trayek untuk mengangkut penumpang dari Bandara Hang Nadim.

“Tentunya kami dari BIB saat ini menghormati kontrak yang sudah ada per tahun, dimulai pada bulan Juli lalu,” kata Direktur Utama Bandara Internasional Batam Hang Nadim, Pikri Ilham Kurniansyah, Selasa (10/1).

Saat ini, lanjut Pikri, total kurang lebih terdapat 267 taksi konvensional yang beroperasi di BIB Hang Nadim. Menurutnya, untuk mencari solusi dari masalah itu pihaknya tidak semena-mena mengambil keputusan.

“Beri waktu tiga bulan ini untuk ke depannya merancang solusin terbaiknya, agar terhindar dari perselisihan sehingga moda transportasi ini bisa kondusif,” kata dia.

Namun, menurutnya, jika bisa mengakomodir masukan antara keduanya maka tidak perlu menunggu hingga tiga bulan dan kontrak tersebut selesai.

Kendati demikian, pihaknya juga tidak berdiam diri atas polemik perselisihan masalah transportasi di bandara ini, dan saat ini pihaknya sudah memiliki rencana ke depan.

Baca juga: Belanja APBD 2023, Pemko Batam Masih Fokus Peningkatan Infrastruktur Jalan

“Langkah sudah kita fikirkan, agar nantinya bisa bermanfaat seluasnya bagi masyarakat pengguna jasa transportasi taksi di bandara dan bisa memilih moda trasnportasi mereka,” kata dia.

Pikri mengatakan, pihaknya masih perlu berkomunikasi secara perundingan kepada semua pihak instansi terkait. Terutama taksi konvensional yang sudah puluhan tahun beroperasi di Bandara Hang Nadim.

“Memang ini menjadi tuntutan masyarakat pengguna jasa taksi. Kita juga memikirkan bagaimana taksi konvensional ini bisa bergabung, dengan sistem taksi online artinya bisa double gardan,” ujarnya.

Lanjutnya, mengambil referensi dari Bandara Soetta dan Halim Perdanakusuma bahwa, taksi konvensional bisa berkolaborasi dengan taksi online. Tentu ada segmentasi kebutuhan pilihan masyarakat.

“Sehingga taksi konvensional ini bisa digunakan secara online juga. Karena hal ini bagian dari perkembangan teknologi digital,” kata nya.

Ia berharap, semoga dari rancangan ke depan ia akan dibuat pihaknya, taksi online bisa memahami untuk kolaborasi dengan rekan-rekan taksi konvensional.

“Kita dari operator bandara ingin menjaga keharmonisan ini, agar tidak ada konflik juga ke depan,” tutupnya.

Baca juga: Ombudsman Kepri Soroti Pelabuhan Pelni Batam Tidak Memenuhi Standar