Bio Farma telah Produksi 90,1 Juta Dosis Vaksin COVID-19

PT Bio Farma (Persero) menyatakan hingga tanggal 26 Juli 2021 telah berhasil memproduksi vaksin COVID-19 sekitar 90,1 juta dosis, 65,8 juta dosis diantaranya sudah memperoleh lot rilis sedangkan sisanya sebanyak 24,3 juta dosis, masih menunggu lot rilis dari BPOM. (Foto: Antara)

Bandung – PT Bio Farma (Persero) telah memproduksi vaksin COVID-19 sekitar 90,1 juta dosis hingga 26 Juli 2021. Dari total itu, 65,8 juta dosis di antaranya sudah memperoleh lot rilis sedangkan sisanya sebanyak 24,3 juta dosis masih menunggu lot rilis dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Bio Farma, Bambang Heriyanto mengatakan proses pengiriman vaksin COVID-19, baik dalam bentuk barang jadi maupun bulk terus berlanjut.

Ia menuturkan sejak 6 Desember 2020 hingga 22 Juli 2021, jumlah vaksin yang sudah masuk ke Indonesia kurang lebih sebanyak 151,9 juta dosis, yang terdiri atas 123,5 juta dalam bentuk bulk yang diterima dari Sinovac dan 22,4 juta lainnya diterima dalam bentuk finish product yang diterima dari AstraZeneca, dan Moderna.

Menurut Bambang proses karantina untuk vaksin ini tidak hanya dilakukan untuk vaksin COVID-19 dalam bentuk finish product saja, tetapi dilakukan juga untuk bulk vaksin.

Baca juga: Ketua Uji Klinis Vaksin Sinovac dr Novilia Sjafri Wafat Karena COVID-19

Bahkan untuk bulk vaksin dilakukan proses karantina yang lebih panjang dibandingkan dengan vaksin dalam kemasan finish product.

Dengan demikian, Bio Farma tidak bisa langsung mengirimkan vaksin yang diterima kepada dinas kesehatan di kabupaten/kota.

“Sebagai contoh untuk jenis vaksin bulk yang diterima dari Sinovac, Bio Farma harus melakukan karantina seperti uji internal oleh Quality Control (QC) Bio Farma, dan perlu mendapatkan izin rilis dari Quality Assurance Bio Farma, untuk selanjutnya akan masuk ke proses fill and finish di fasilitas produksi Bio Farma,” ujar Bambang dalam siaran persnya, Selasa (26/7),

Setelah selesai proses fill and finish pun, produk vaksin Covid-19 yang sudah jadi harus melalui proses karantina lagi, sambil menunggu lot rilis, yang dikeluarkan oleh BPOM.

Ia mengatakan berbeda dengan vaksin jenis finish product, yang tidak memerlukan COR untuk dapat digunakan oleh masyarakat.

Vaksin dalam bentuk finish product ini akan menjalani proses sampling dari BPOM sebelum dapat digunakan oleh masyarakat.

Bambang menambahkan dalam setiap proses fill and finish bulk vaksin COVID-19, ada yang harus menjadi catatan yaitu mengenai penyusutan dalam setiap proses pembuatan vaksin COVID-19.

“Itulah yang menyebabkan jumlah dosis yang diterima dalam bentuk bulk tidak akan sama dengan jumlah dosis pada saat menjadi finish product (produk jadi),” kata dia.

“Biasanya 10 hingga 15 persen lebih rendah dari jumlah bulk yang diterima, jadi dari target 140 juta dosis bulk vaksin yang akan diterima Bio Farma, diperkirakan akan menjadi kurang lebih 122.5 juta dosis produk jadi yang siap pakai,” lanjut dia.