BMKG: Perubahan Cuaca di Pulau Bintan Bukan Dipengaruhi El Nino

Kantor BMKG Tanjungpinang. (Foto: Amanda Bakara)

TANJUNGPINANG – Perubahan cuaca di (Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan) dipengaruhi oleh fenomena El Nino, melainkan masih relatif normal, kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Tanjungpinang, Vivi.

“Kalau kita bandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya, suhu sekarang masih dalam kategori normal,” ucap Vivi di Kantor BMKG Tanjungpinang, Selasa 24 Juni 2025.

Menurut dia, masyarakat awam menyebutkan El Nino itu adalah Emilo. Kondisi cuaca sekarang ada pengaruh perubahan iklim global, meski relatif kecil.

“Sekarang ini dalam kondisi netral. Jadi (perubahan iklim global) tidak terlalu berdampak besar di wilayah Tanjungpinang,” ujarnya.

Dalam sepekan terakhir, suhu maksimum yang tercatat di wilayah ini mencapai 33 derajat celsius, terutama pada hari-hari terakhir pengamatan. BMKG mencatat suhu tersebut menggunakan termometer digital, meski alat manual juga masih tersedia sebagai cadangan.
Cuaca panas yang terjadi turut memengaruhi kelembaban udara.

“Biasanya, semakin panas udara, kelembaban juga ikut naik. Jadi terasa lebih gerah karena uap air di udara juga meningkat,” kata Vivi.

Cuaca panas yang menyengat dan perubahan cuaca yang tiba-tiba akhir-akhir ini dirasakan banyak warga Tanjungpinang. Tak sedikit yang mengira kondisi ini merupakan anomali iklim.

“Kalau anomali cuaca, tidak ya. Ini memang sudah masuk ke masa peralihan musim, terutama bulan Juni yang sudah mulai dipengaruhi angin selatan. Akibatnya, dinamika atmosfer meningkat. Kadang panas, lalu hujan tiba-tiba, kemudian panas lagi. Ini hal yang wajar,” tuturbya menjelaskan.

Terkait suhu udara yang dirasakan akhir-akhir ini, BMKG memastikan bahwa kondisi tersebut masih belum melewati batas rata-rata.

BMKG juga mengingatkan bahwa cuaca seperti ini berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Beberapa penyakit ringan seperti flu, batuk, pilek, dan demam kerap muncul, terutama jika seseorang terpapar hujan lalu langsung terkena panas matahari.

Sebagai upaya pencegahan, Vivi mengimbau masyarakat agar menjaga kesehatan dan membatasi aktivitas di luar ruangan saat cuaca ekstrem. “Kalau tidak ada kepentingan mendesak, sebaiknya tetap di rumah saat siang hari, apalagi jika sedang hujan. Perbanyak minum air putih dan jaga pola makan,” katanya mengimbau.

BMKG Tanjungpinang terus memantau perkembangan cuaca dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada serta mengikuti informasi resmi agar dapat beraktivitas dengan aman selama masa peralihan musim ini.