Boeing Suntik Mati Pesawat Tempur F/A-18 Super Hornet 2025

Pesawat tempur serang berbasi kapal induk Amerika Serikat Boeing F/A-18 Hornet . (Foto:usnavy)

JAKARTA – Perusahaan dirgantara raksasa dunia asal Amerika Serikat, Boeing mengumumkan akan menutup lini produksi pesawat tempur F-/A-18 Super Hornet di tahun 2025.

Penutupan lini produksi di tahun 2025 tersebut dilakukan, setelah pengiriman unit Super Hornet untuk Angkatan Laut Amerika Serikat selesai.

Pihak Boeing mengatakan, andai saja Angkatan Laut India memilih Super Hornet untuk armada tempur mereka. Maka masa lini produksi Super Hornet dapat diperpanjang hingga 2027.

Setelah ditutup 2025, pihak perusahaan akan fokus pada pengembangan pesawat latih lanjutan T-7A Red Hawk dan UAV MQ-25 Stingray pengisian bahan bakar otonom, yang keduanya diproduksi di fasilitas produksi St. Louis.

Jet F/A-18 Super Hornet yang berbasis di kapal induk utu kalah dalam beberapa tender, melawan pesaingnya dari generasi kelima yakni F-35A buatan produsen Lockheed Martin.

Kini operator pengguna armada F/A-18 Super Hornet, mengatur ulang kekuatan dengan F-35 Lightning-II. Sekutu lama Boeing, seperti Swiss dan Kanada kini telah beralih ke F-35.

Semua Super Hornet Blok-II dalam Service Life Modification, nantinya akan menerima perangkat suite kemampuan Blok-III selama dekade berikutnya.

Sebagai bagian dari modifikasi varian Growler yang sedang berlangsung, Boeing akan terus menambahkan kemampuan untuk serangan elektronik canggih.

Baca juga: Boeing Akhiri Produksi Jumbo Jet Ikonik 747
Pesawat tempur serang berbasi kapal induk Amerika Serikat Boeing F/A-18 Hornet sedang bermanuver di udara. (Foto:usnavy)

Boeing juga sudah mengirimkan lebih dari 2.000 unit Hornet, Super Hornet dan EA-18G Growler ke pelanggan di seluruh dunia, termasuk Angkatan Laut AS, Australia, Kanada, Finlandia, Kuwait, Malaysia, Spanyol dan Swiss sejak F/A-18 memulai debutnya pada 1983.

Untuk mendukung program masa depan, perusahaan berencana untuk mempekerjakan lebih banyak pekerja dan membangun tiga fasilitas baru di St. Louis

Di mana beberapa unit operasi pertahanan Boeing sudah berbasis di St. Louis. Tahun lalu, lebih dari 900 orang dipekerjakan di wilayah tersebut.

Penutupan jalur produksi F/A-18 adalah momen yang menentukan bagi fasilitas Boeing yang berbasis di St. Louis, meninggalkan F-15EX sebagai satu-satunya jet tempur perusahaan dalam produksi. Kecuali perusahaan tersebut memenangkan program tempur generasi keenam Angkatan Udara AS.

Program pesawat tempur Next Generation Air Dominance, termasuk spesifikasi jet dan kapan Angkatan Udara akan memilih pabrikan untuk pemproduksi pesawat.

Perusahaan Lockheed Martin dan Northrop Grumman juga bersaing di program tersebut.

Baca juga: Boeing Amerika Serikat Bakal PHK 2.000 Karyawannya