KARIMUN – Buruh angkut dan sopir lori di Pelabuhan Barang Taman Bunga, Tanjungbalai Karimun Kepulauan Riau (Kepri) mengeluh lantaran penghasilan mereka setiap bulannya menurun drastis setelah aktivitas bongkar muat dibatasi.
Sejak pelabuhan rusak karena ditabrak kapal pada Januari 2023 lalu, saat ini aktivitas kapal yang bongkar muat barang menjadi terbatas.
Ketua Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Karimun, Parni menjelaskan, kapal barang yang melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Taman Bunga hanya satu unit saja dalam sebulan.
“Ini sangat berdampak. Dulu penghasilan buruh bisa samapi Rp3 juta per bulannya. Kalau sekarang hanya Rp700 ribu saja,” kata Parni, Kamis 6 Februari 2025.
Tak hanya itu, kata Parni, kapal yang boleh merapat hanya berkapasitas 500 GT saja. Sedangkan kapal berukuran 1.000 GT ke atas, aktivitas bongkar muat barang dipindahkan ke Pelabuhan Parit Rempak.
“Kalau dulu dalam sebulan kapal bertonase 1.000 GT bisa enam kapal, bahkan lebih yang melakukan bongkar muat. Sekarang ini hanya satu kapal kecil saja,” ungkap Parni menjelaskan.
Disebutkan Parni, saat ini jumlah buruh angkut yang tergabung dalam TKBM di Pelabuhan Taman Bunga berjumlah 90 orang.
Atas kondisi itu, kepada pihak terkait Parni memohon agar kapal yang bongkar muat di Pelabuhan Taman Bunga bisa diperbanyak.
“Kami minta kapal barang yang bongkar muat di Pelabuhan Taman Bunga ditambah lagi, minimal 3 kapal dalam sebulan,” tutur Parni menambahkan.
Selain buruh, kondisi yang sama juga dirasakan oleh penyedia jasa angkutan barang. Sopir-sopir lori juga mengalami penurunan upah.
Ketua Koperasi Petak Jaya Sejahtera Karimun, Zainal selaku penyedia jasa angkutan lori barang mengungkapkan, saat ini penghasilan para supir berkurang hingga 70 persen.
“Di Pelabuhan Taman Bunga ada 35 sopir lori. Mereka pun menjerit, penghasilan mereka turun sampai 70 persen,” k3ebut Zainal menutup wawancara.