BATAM – Badan Pengusaha (BP) Batam mendatangkan ship to shore craine atau derek kontainer (container craine) dari Korea Selatan sebagai upaya mempercepat proses bongkar muat di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau.
“Pelabuhan Batu Ampar sudah beroperasi sekian puluh tahun, tapi masih menggunakan sistem lama. Teknologi hari ini sudah cukup canggih, tidak lain hadirnya alat ini ingin memenuhi kebutuhan Kota Batam dengan teknologi yang tidak boleh ketinggalan dengan negara lain,” kata Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, Ahad (09/04).
Rudi mengatakan, alat tersebut telah dipesan sejak tahun lalu di Korea Selata dengan harga Rp120 miliar.
“Alat ini akan memudahkan dalam melakukan bongkar muat. Satu jam bisa bongkar muat 30 kontainer, satu kontainer kurang lebih dua menit,” kata dia.
Rudi mengatakan, dalam satu tahun Pelabuhan Batu Ampar menerima sekitar 600-an kontainer yang masuk ke Kota Batam.
“Kita bagi rata semua kontainernya itu dua menit saja, saya kira kita bisa tahu dalam beberapa jam saja kontainer yang akan diselesaikan. Artinya alat ini bisa selesaikan masalah yang ada disini,” ujar dia.
Menurutnya, tak menutup kemungkinan jika semua berjalan baik, tahun depan pihaknya akan kembali menambah alat tersebut.
“Kita berharap dengan alat yang sudah canggih ini, nanti ada banyak para pemilik barang yang ingin menitipkan barang di Batam , maka seluruh alat kita bangun,” ujar dia.
Baca juga: BP Batam Libatkan Konsultan China Kembangkan Rempang Galang
Menurutnya langkah tersebut juga sebagai upaya menjadikan Pelabuhan Batu Ampar hub logistik Indonesia dan hingga negara lainnya.
“Maka hub logistik yang kita canangkan di Batu Ampar ini mudah-mudahan bisa terselesaikan. Kontainer craine ini kita masukkan karena sudah disiapkan area untuk seaway-nya itu dari enam hektare, 12 hektare dan nanti 20 hektar. Intinya nanti sampai belakang itu menjadi tempat tumpukan kontainer. Maka hub logistik itu yang kita harapan,” ujar Rudi. (*)
Ikuti Berita Lainnya di Google News