BP Batam Gelar Pelatihan Pembentukan Agen Perubahan

BP Batam Gelar Pelatihan Pembentukan Agen Perubahan
Badan Pengusaha (BP) Batam melalui Direktorat Restrukturisasi menggelar pelatihan pembentukan dan agen perubahan bersama Accelerated Culture Transformation ACT Consulting (ESQ) pimpinan Ary Ginanjar Agustian. (Foto: BP Batam)

 

BATAM – Badan Pengusaha (BP) Batam melalui Direktorat Restrukturisasi menggelar pelatihan pembentukan dan agen perubahan bersama Accelerated Culture Transformation ACT Consulting (ESQ) pimpinan Ary Ginanjar Agustian.

Plt. Direktur Restrukturisasi BP Batam, Asep Lili Halilulloh mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan Kamis-Jumat (04-05/08) di Hotel Asialink Batam, Kepulauan Riau. “Ada 30 peserta, khusus SDM dari Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan yang ikut dalam kegiatan ini,” kata Asep.

Lanjutnya, pelaksanaan pelatihan ini merupakan langkah konkrit internalisasi nilai SPIRIT (Service Excellent, Proffesional, Innovative, Integrity & Entrepreneurship) BP Batam, dalam mencapai kinerja yang tinggi dan produktif.

“Khususnya pada unit usaha yang banyak bersentuhan dengan masyarakat (Public Services). Hal ini sejalan dengan semangat pembangunan yang terus digelorakan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, termasuk pelayanan kepada masyarakat dan investor yang harus optimal,” tambahnya.

Asep berharap kegiatan ini mampu merubah pola pikir dari SDM-nya dalam bertugas mengelola aset-aset sehingga dapat optimal. “Bukan berarti rekan-rekan tidak melaksanakan tugas, tetapi ada target dan harapan lebih, karena Bapak Ibu bertugas mengelola aset-aset sehingga dapat optimal. Agen Perubahan untuk BP Batam, untuk Batam yang semakin maju,” katanya.

Lebih lanjut, perihal target pembinaan pada SDM Badan Usaha, Asep menjelaskan bahwa lebih dari 60 persen SDM BP Batam berada pada unit penghasil atau badan usaha.

“Setelah dua tahun badan usaha berjalan dan telah dilakukan evaluasi Cut Demographic Report atau pengukuran implementasi nilai organisasi masih belum berkembang signifikan, khusus pada unit Badan Usaha sebagai mesin korporasi BP Batam,” kata dia.

“Yang ingin kita bentuk adalah mindsetnya, inner Corporate Culture atau budaya korporasi yang melayani, bukan berati kita jadi pengusaha, tapi perilaku kita harus jadi perilaku korporasi, karena kita akan layani pelanggan kita, masyarakat yang membutuhkan layanan kita.”

Perdana setelah pandemi COVID-19, pembinaan dilakukan berfokus pada Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan, yang menangani pengeloaan asset paling banyak, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat (Public Sevices).

“Aset paling banyak ada di Fasling , meskipun mungkin ada yang besar ada yang kecil, sebagain besar berkaitan dengan public service, dan sebagian besar pegawai nya ada disitu dari dulu. Nah ini yang perlu kita poles. Ini soft skill, bukan hard skill, kita ingin rubah innernya, mindsetnya, culture-nya,” kata Asep yang juga merupakan Direktur Peningkatan Kinerja dan Manajemen Risiko.

Baca juga: Asdatun Kejati Kepri Masuk Kabinet Struktural BP Batam