Brand Fesyen Ternama, Prada Lirik Peluang Pasar Pakaian Bekas

Brand Fesyen Ternama, Prada Lirik Peluar Pasar Pakaian Bekas
Seorang pekerja dari rumah mode Prada membuat tas untuk jenama mewah asal Italia itu di pabrik pusat di Valvigna, Italia, tempat pembuatan aneka tas mewah Prada dan aneka produk Miu Miu yang terbuat dari kulit. Foto diambil pada 22 November 2021. (ANTARA/Reuters/Jennifer Lorenzini)

Jakarta – Brand fesyen ternama dunia asal Italia, Prada lirik peluang pasar sektor pasar pakaian bekas yang sedang tumbuh.

Kepala pemasaran sekaligus pewaris grup fesyen mewah itu, Lorenzo Bertelli menilai sektor pakaian bekas dapat dikembangkan baik secara internal maupun melalui kemitraan.

“Saya tidak bisa mengungkapkan terlalu banyak. Tetapi yang pasti barang bekas akan kami ambil sebagai peluang. Ini bisa berupa kemitraan dengan pemain, atau bisa juga sesuatu yang lebih internal. Atau keduanya, semacam solusi hibrida seperti untuk e-commerce,” kata Lorenzo.

Pasar untuk tas dan pakaian bekas yang masih layak pakai, telah melonjak selama tiga tahun terakhir.

Hal itu didorong oleh pembeli yang lebih muda, dan lebih sadar lingkungan yang mencari barang-barang kelas atas namun terjangkau.

Baca juga: Petenis Maria Sharapova Pakai Gaun Berbahan Botol Air Mineral

Reuters melaporkan, pertumbuhan pasar pakaian bekas ini diperkirakan akan mencapai 33 miliar euro (sekira Rp536 triliun) dalam ukuran tahun ini.

Nilai itu tumbuh sebesar 65 persen antara 2017 dan 2021, menurut konsultan Bain.

Sementara, untuk produk barang mewah baru pertumbuhannya hanya mencapai 12 persen.

Beberapa perusahaan mewah lainnya bahkan sudah menjajaki sektor ini.

Awal tahun ini, konglomerat asal Prancis pemilik grup fesyen dan barang mewah Kering mengambil 5 persen saham di Vestiaire Collective, platform terkemuka untuk pakaian dan tas bekas.

Merek terkenal dibawah naungan Kering seperti Gucci, juga membentuk kemitraan dengan platform purnajual The RealReal yang berbasis di Amerika Serikat pada 2020.

“Tangan kedua adalah strategi yang telah kami selidiki selama lebih dari setahun,” ujar Bertelli yang merupakan putra tertua dari co-Chief Executive Patrizio Bertrelli dan Miuccia Prada ini dalam sebuah wawancara di konferensi Reuters Next, dikutip Rabu (1/12).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *