BRIN Kembangkan Pemecah Gelombang Laut di Pantai

BRIN Kembangkan Pemecah Gelombang Laut Kawasan Pantai
Unit lapis lindung untuk pemecah gelombang BPPT-lock. (Foto: Antara)

Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai kembangkan pemecah gelombang laut (BPPT-lock) untuk melindungi di kawasan pantai dari abrasi.

Menurut Kepala Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai BRIN Widjo Kongko, BPPT-lock sudah dipasang di area Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pacitan (Jawa Timur). Lalu sedang dalam proses pembangunan di Pelabuhan Sanur (Bali), dan akan segera digunakan di TPPI Tuban (Jawa Timur).

“Pemasangan produk karya bangsa ini perlu lebih disebarluaskan teknologinya untuk dipakai sebagai unit lapis lindung pelabuhan dan pantai di seluruh Indonesia,” kata Widjo saat di Jakarta, Senin (08/11).

BPPT-lock merupakan suatu bentuk unit lapis lindung untuk melindungi infrastruktur di kawasan tepi pantai. Mulai dari pelabuhan, tempat wisata, dan permukiman.

Teknologi BPPT-lock dikembangkan saat Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai (BTIDP) masih berada di bawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), sebelum BPPT diintegrasikan ke BRIN pada 1 September 2021.

Baca Juga : 

Megawati Dilantik Sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN

BPPT-lock memiliki stabilitas hidraulik yang unggul dan struktur yang kuat. Pemasangannya juga mudah karena dapat dipasang secara teratur dan acak.

Selain itu, kebutuhan bahan beton untuk membangun BPPT-lock lebih sedikit dibanding unit lapis lindung yang lain karena jumlah unit per satuan luas strukturnya lebih sedikit dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan unit lapis lindung yang lain.

BPPT-lock dipasang dalam unit lapis lindung di pantai atau pelabuhan dengan berat unit yang disesuaikan dengan gelombang rencana.

Karena berat dan secara bersama-sama saling mengunci, BPPT-lock mampu menahan atau memecahkan energi gelombang.

Widjo menjelaskan, pemasangan BPPT-lock di pantai atau pelabuhan perlu didahului dengan studi yang detail, termasuk survei hidro-oseanografi (arus-gelombang), survei batimetri (kedalaman laut), investigasi rencana tapak, serta perencanaan dan perancangan desain pelabuhan atau pelindung pantai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *