Budidaya Udang Vename Kini Bisa Gunakan Microbubble

Budidaya Udang Vename Kini Bisa Gunakan Microbublle
Warga memanen udang Vaname di salah satu tambak di Depok, Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (22/7/2021). (foto:Antara/Harviyan Perdana Putra/wsj.)

Jakarta – Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dorong pengembangan produksi budidaya udang vename dengan inovasi teknologi Microbubble.

Penggunaan microbubble pada proses pembesaran udang vaname di kolam bulat dengan sistem bioflok, bentuk inovasi sektor kelautan dan perikanan.

Plt. Kepala Badan Riset dan SDM KKP, Kusdiantoro dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (4/11) menjelaskan, riset dan inovasi yang dikembangkan pihaknya utamanya untuk diimplementasikan kepada masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan mereka.

Baca juga: Udang Vaname Diburu Pasar Internasional, Sepekan Terjual 5-10 Ton

Menurut dia, pengembangan teknologi microbubble untuk budidaya udang vaname dilakukan demi mengatasi kendala yang kerap dihadapi pembudidaya udang.

Beragam kendala itu, ujar dia, antara lain biaya listrik yang tinggi, modal yang cukup besar untuk skala tambak, limbah yang tidak dikelola dengan baik hingga serangan penyakit.

Kemudian, lanjutnya, kendala lainnya juga berupa keterbatasan lokasi budidaya karena jauh dari sumber air laut/payau, serta daya dukung lingkungan yang menurun.

“Microbubble merupakan rekayasa teknologi akuakultur yang ramah lingkungan, dan berkelanjutan dan memiliki beragam kelebihan. Antara lain tanpa penggantian air, tidak ada air limbah perikanan yang dibuang ke lingkungan, dapat diaplikasikan pada skala rumah tangga bahkan industri, serta bisa diaplikasikan di tengah perkotaan yang jauh dari sumber air laut,” katanya.

Ia juga mengemukakan, bahwa kelebihan lainnya yaitu dapat dikembangkan dengan kepadatan di atas 1.000 ekor/meter kubik.

Sehingga produktivitas udang vename yang dihasilkan sangat tinggi.

Dengan tersebarluaskannya penerapan inovasi teknologi ini, diharapkan dapat turut membantu mewujudkan target KKP dari pertumbuhan tambak udang nasional yaitu 2,5 kali lipat setiap tahunnya.

Sehingga pada tahun 2024 nantinya, produksi udang nasional bisa mencapai 1,2 juta ton.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyebut kontribusi Indonesia terhadap pemenuhan pasar udang dunia rata-rata sebesar 6,9 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

“Potensi pasar ini harus kita garap, khususnya pasar yang memberikan nilai tinggi terhadap udang produksi Indonesia, agar Indonesia mampu menguasai pasar udang dunia,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *