Cerita Nenek 93 Tahun Tiga Kali Gagal Naik Haji

Tanjungpinang – Di depan televisi, mata nenek Joyah langsung berubah pasrah ketika Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, memastikan bahwa tahun 2021 ini jemaah haji Indonesia tidak bisa berangkat ke tanah suci. Melihat usianya yang sudah 93 tahun, Nenek Joyah juga sadar bahwa harapannya untuk bisa menunaikan rukun Islam yang kelima itu sirna sudah.

Begitulah sosok perempuan yang bernama lengkap Joyah Nurdin, calon jemaah haji yang paling tua diantara 232 orang lainnya dari Kota Tanjungpinang. Sejak pemerintah membatalkan pemberangkatan haji karena alasan pandemi COVID-19, berarti sudah tiga kali dirinya batal berangkat.

“Ini sudah ketiga kalinya saya batal berangkat haji,” ucap perempuan yang tinggal di Gang Tanjung Kelurahan Kamboja, Kecamatan Tanjungpinang.

Nenek kelahiran 1927 itu mengaku sedih dan teriris hatinya, mengingat sudah lama ia mempersiapkan diri untuk berangkat ke Tanah Suci. Apalagi, tahun ini menjadi tahun terakhir ia untuk bersabar menanti jadwal keberangkatannya ke Arab Saudi.

“Niat hati saya mau berangkat, tapi umur saya sudah terlalu tinggi (Tua) dan saya punya penyakit jantung,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Padahal, katanya, tak sedikit pula harta benda yang sudah ia jual untuk mendaftar menjadi calon jemaah haji di daerahnya. Namun, belakangan ia mengaku tidak mau mempermasalahkan pembatalan itu.

“Saya sudah ikhlas (tak berangkat haji),” ujarnya.

Ikhlasnya Nek Joyah bukan tanpa alasan. Selain usianya yang sudah renta, kedua kakinya tak lagi mampu menopang tubuhnya meski mata dan telinga masih terasa muda.

“Mata, telinga masih bagus, cuma saya tak bisa jalan lagi. Karena kaki dua-duanya patah, terjatuh di kamar mandi beberapa tahun lalu,” katanya.

Hilangnya fungsi kedua kakinya itu tak menyurut semangatnya untuk beraktivitas. Makan, mandi dan aktivitas lainnya dilakukan sendiri. Lebih-lebih lagi, perkarangan rumahnya yang tak begitu lebar dipenuhi tanaman bunga hasil karya tangannya.

“Kadang orang tak percaya, saya bisa tanam bunga di depan rumah meski kaki tak bisa lagi melangkah,” ujarnya.

Baca juga: Haji Tahun 2021 Hanya untuk 60.000 Warga Arab Saudi

Nek Joyah bercerita, batalnya ia menuju Tanah Suci bukan serta merta imbas dari kebijakan pemerintah karena pandemi. Semula, pada tahun 2019 lalu, ia mendapat jatah untuk berangkat haji ke Kota Mekkah, namun batal saat hendak melaksanakan vaksinasi.

“2019 sudah mau berangkat, tapi saya takut disuntik. Karena kan wajib vaksin. Selain itu, saya kan tak bisa jalan, harus ada pendampingnya, anak saya bernama Abdul Wahid saat itu ditunjuk sebagai pendampingnya belum memenuhi syarat,” tuturnya.

Pada tahun 2020, Nek Joyah kembali masuk dalam daftar calon jemaah haji yang akan terbang ke Tanah Dua Masjid Suci itu-julukan Arab Saudi. Lagi-lagi, tahun itu awal terjadinya wabah pandemi COVID-19 membuat seluruh negeri batal mengirimkan jemaah haji.

“2020 batal lagi (Berangkat haji),” celetuknya.

Tahun 2021 ini, pasca pemerintah mengumumkan pembatalan keberangkatan haji membuatnya sedikit hilang harapan. Nenek yang sudah punya 47 cucu dan 15 cicit ini dengan berat hati memutuskan untuk tidak lagi berharap akan diberangkatkan ke Tanah Suci.

“Saya sudah ikhlas. Nama saya akan ganti dengan anak laki-laki saya, Abdul Wahid. Lagian saya juga sudah pernah umrah, mungkin ini sudah cukup,” pungkasnya.

Pewarta: Muhamad Nurman
Redaktur: Albet