Cerita Pedagang Gorengan, Jual Cincin Emas Satu-satunya Untuk Tetap Hidup

Santi, pedagang gorengan saat menjajakan daganganya di kawasan Simpang Kara, Kota Batam. (Foto: Irvan Fanani)

Lewat semangat dan ketekunannya, usaha gorengan yang dilakoninya laris terjual. Dagangannya dibandrol dengan harga Rp 1.500 per biji. Dalam satu hari, ia mengaku dapat meraup untung mulai Rp400 ribu hingga Rp600 ribu. Uang hasil berjualan itu disisihkan untuk membeli bahan baku jualannya, biaya dapur rumahnya dan serta biaya sekolah anaknya yang kini duduk di bangku kelas 2 SMP.

“Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah Nisa. Sebelum subuh, saya berjalan kaki ke pasar untuk beli bahan-bahan gorengan. Setelah kembali dari pasar, baru saya sholat subuh dan masak buat sarapan untuk Nisa,” ucapnya.

Meski mengalami banyak rintangan saat memulai usahanya, Santi tetap gigih berjualan setiap harinya. Ia menunjukkan cinta tulus seorang ibu terhadap anaknya meski harus mengatasi berbagai keterbatasan.

Datangnya musim penghujan seperti saat ini, memberi kebahagiaan tersendiri bagi Santi, karena hal itu meningkatkan pendapatannya. Jumlah pembeli yang datang ke lapaknya lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa.

“Kalau musim hujan, lebih ramai yang datang ke sini bang, makanya saya senang sekali karena saya bisa dapat untung lebih banyak,” ujarnya sembari tersenyum.

Mengakhiri ceritanya, Santi mengatakan, semua yang telah terjadi di dalam kehidupannya bukanlah kebetulan semata, melainkan ketetapan Tuhan yang terbaik bagi dirinya.

“Saya tidak menyesal dengan apa yang sudah saya lewati sampai sekarang. Saya yakin semua yang terjadi dulu, besok dan seterusnya itulah yang terbaik dari Allah. Kita hambanya yang penting harus husnudzan dan usaha, pasti jalannya ada,” ucapnya.(*)