China Temukan Antibodi Penetral Melawan Varian Delta

Ilustrasi vaksin. (Foto: Antara)

Jakarta – Produsen vaksin China Sinopharm menemukan antibodi penetral untuk melawan varian Delta. Ini diumumkan perusahaan pada hari Rabu dan bisa efektif untuk melakukan pencegahan jangka pendek dan pengobatan dini COVID-19 akibat virus itu.

Penelitian itu dipimpin oleh Yang Xiaoming, Chairman Sinopharm China National Biotec Group, anak usaha Sinopharm. Tim peneliti berhasil menemukan antibodi monoklonal yang bisa memblokir peningkatan virus corona baru pada enzim pengubah Angiotensin 2.

Dalam pengumumannya, perusahaan menjelaskan enzim tersebut menempel pada membran sel dan ada di usus, ginjal, testis, kantong empedu dan jantung. Antibodi dikatakan bisa mencegah virus untuk menginfeksi sel, dikutip Global Times, Kamis (05/08).

Sebagai obat terapi, antibodi monoklonal diharapkan memiliki efektivitas yang kuat, efikasi signifikan dan toksisitas rendah. Antibodi itu disebut rudal biologis dan menunjukkan kemanjuran sangat baik serta prospek aplikasi luas dalam pengobatan berbagai penyakit.

Penerapan antibodi, atau disebut sebagai 2BII, bisa secara signifikan mengurangi peradangan paru-paru yang disebabkan virus. Dalam studi terbaru, 2BII ini memiliki aktivitas netralisasi sangat konsisten pada varian Delta, memiliki nilai aplikasi besar untuk melakukan pencegahan jangka pendek dan pengobatan dini COVID-19.

Aplikasi klinis 2BII berjalan dengan tertib dan sesuai harapan, ungkap perusahaan. Antibodi ini juga sesegera mungkin bisa diterapkan dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 di China.

Varian Delta memang diketahui telah menyebar ke hampir banyak negara di dunia. Termasuk di China, yang menjadi lokasi pertama ditemukan virus COVID-19 tahun 2019 lalu.

Akibat varian Delta, kasus COVID-19 harian negara itu kembali meningkat. Lonjakan terjadi di kota besar seperti Beijing hingga Wuhan pada 20 Juli lalu.

Ini terjadi setelah virus terdeteksi dari penerbangan pesawat Rusia di Nanjing Provinsi Jiangsu. Kasus dikabarkan naik hampir menyentuh 500 kasus.

Pada Rabu (04/08), tercatat ada 96 kasus COVID-19 baru di China. Ada sebanyak 71 kasus merupakan transmisi lokal. (*)

Sumber : CNBC Indonesia
Redaktur : Muhammad Bunga Ashab