COVID-19 Menggila, Warga Jepang Ramai-ramai Tinggalkan Indonesia

Foto : Ilustrasi

Jakarta – Di tengah mengganasnya virus Corona di Indonesia, sejumlah warga Jepang akan meninggalkan Indonesia hari ini dengan menggunakan penerbangan khusus.

Seperti diberitakan media Jepang, Nikkei Asia, Rabu (14/7), Menteri Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan bahwa pemerintah Jepang akan mendukung penerbangan khusus bagi warga yang ingin pulang dari Indonesia, yang tengah mengalami lonjakan kasus infeksi virus Corona.

“Dari sudut pandang melindungi warga negara Jepang, kami telah memutuskan untuk mengambil tindakan … sehingga orang-orang Jepang yang ingin kembali dapat kembali ke Jepang sesegera mungkin, dan sebanyak mungkin orang,” katanya kepada para wartawan.

Kato mengatakan beberapa warga Jepang di Indonesia akan terbang pulang pada hari Rabu (14/7) ini dengan penerbangan khusus yang diatur oleh maskapai Jepang, yang didukung oleh pemerintah.

“Setelah itu, kami berencana melakukan upaya serupa dalam menanggapi permintaan dari warga Jepang,” imbuhnya.

Kato menambahkan, mereka yang kembali dari Indonesia akan diminta untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus Corona, termasuk karantina 10 hari di fasilitas yang ditunjuk.

Sebelumnya, media Jepang, NHK melaporkan bahwa dari tanggal 26 Juni sampai 12 Juli 2021 ada sembilan warga Jepang di Indonesia yang meninggal dunia akibat terjangkit virus Corona. Keterangan tersebut didapat dari Kedubes Jepang di Indonesia. Kedubes Jepang menambahkan, beberapa dari yang meninggal tersebut berusia 30-an sampai 40-an tahun.

Indonesia mencatat 47.899 kasus baru COVID-19 pada hari Selasa (13/7), yang merupakan rekor harian. Di hari yang sama kemarin, Indonesia juga melaporkan 864 kematian baru.

Dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa jumlah kasus diperkirakan akan melonjak seiring peningkatan testing yang dilakukan.

Mengawali penjelasannya perihal testing, BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, mengakui aspek itu belum maksimal. Walaupun belakangan pemerintah terus mendorong kapasitas testing telah dinaikkan hingga mencapai 200 ribu.*

Pewarta : detik.com
Editor : MD Yasir