Cuaca Buruk, Penyeberangan Boat Pancung Batam-Belakangpadang Sepi Penumpang

Dermaga boat pancung di Sekupang, Batam. (Foto:Randi RK/Ulasan.co)

BATAM – Aktivitas penyeberangan boat pancung Batam-Belakangpadang sempat terganggu akibat cuaca buruk yang melanda Kota Batam. Hujan deras dan angin kencang, membuat tekong boat pancung harus menghentikan pelayaran.

Dengan kondisi itu, penambang boat pancung harus menunda keberangkatan, karena mengutamakan faktor keselamatan.

Bahkan aktivitas di dermaga penyeberangan ke Kecamatan Belakangpadang itu terlihat sepi aktivitas dan sepi penumpang hari ini, Rabu 15 Januari 2025.

Penjaga loket tiket Pelabuhan Pancung Sekupang, Wawan mengungkapkan bahwa aktivitas pelayaran tergantung pada kondisi cuaca. Ketika hujan lebat dan angin kencang terjadi, pelayaran dihentikan sementara demi keselamatan.

“Kalau cuaca agak lebat, kita break dulu. Kita tunggu sampai cuaca kembali normal, baru boat bisa beroperasi lagi,” ujar Wawan, Rabu 15 Januari 2024.

Wawan menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang buruk sering membuat keberangkatan kapal terhambat, bahkan penurunan jumlah penumpang bisa mencapai separuh dari biasanya.

“Kalau cuacanya sedang buruk, kami menunggu sampai aman untuk berlayar,” ucap Wawan menambahkan.

Untuk harga tiket tujuan Belakangpadang tetap Rp20 ribu per orang. Wawan pun berharap cuaca segera membaik, agar operasional kapal kembali normal.

“Kami tetap berharap cuaca segera cerah, biar perjalanan masyarakat lancar. Karena kalau cuaca hujan buruk tekong kapal biasanya menunda penyeberangan,” tutur dia.

Sementara itu, seorang penumpang bernama Sulaiman mengatakan, dirinya lebih baik menunda leberangkatan bila cuaca sedang tidak baik.

“Saya sudah sering naik boat pancung. Tapi kalau cuaca sedang hujan dan angin kencang, saya pilih menunggu cuaca lebih baik. Keselamatan lebih penting,” kata Sulaiman.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memperingatkan potensi hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Kepri hingga 18 Januari 2024.

Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk berhati-hati, terutama yang bergantung pada transportasi laut.