Dari Kotoran Disulap Menjadi Energi Terbarukan

Dari Kotoran Disulap Menjadi Energi Terbarukan
Ilustrasi ternak sapi yang kotorannya dimanfaatkan menjadi sumber energi biogas yang dikelola salah seorang warga Dusun Mattoangin, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Basri Daeng Rewa. Antara/ Suriani Mappong

MAKASSAR – Berkunjung ke salah satu sudut Butta Salewangang- sebutan nama lain Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, rumpun bambu akan menyambut di mulut Desa Mattoanging, Kecamatan Bantimurung, setelah seseorang menelusuri jalan aspal.

Tak berbeda jauh dengan desa atau dusun lainnya, keramahan warga pun terlihat jelas ketika masuk ke wilayah perkampungan yang sebagian besar penduduknya adalah petani, sekaligus peternak sapi.

Di sepanjang jalan setapak dan sebagian lagi sudah dibeton. Ketika menelusuri lebih ke dalam dusun itu, tampak beberapa ekor sapi berseliweran merumput ataupun bersantai di bawah rumpun bambu yang rindang.

Tidak jauh dari sapi-sapi itu, tampak pula kotoran sapi yang sudah mengering dan ada pula yang masih basah. Pemandangan lain akan berbeda ketika tiba di rumah salah seorang warga Dusun Mattoangin, Basri Daeng Rewa.

Baik di halaman rumah maupun di depan jalan setapak yang menjadi pembatas petakan-petakan sawah depan rumah panggung itu, tak ada seekor sapi yang lalu-lalang.

“Sapi-sapi milik kami, dikandangkan di samping rumah agar memudahkan menampung kotorannya,” kata lelaki lulusan SMA Nasional Maros ini.

Baca juga: Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Jadi Solusi di Masa Pandemi

Awalnya hanya memiliki empat ekor sapi dari hasil ternak peninggalan orang tua. Kemudian sapi tersebut beranak-pinak dan kini sudah lebih dari 10 ekor yang dikembangkan dengan cara dikandangkan dan diberi pakan, tanpa dibiarkan merumput sendiri.

Menurut lelaki paruh baya yang memiliki dua putra ini, kotoran sapi yang diternak awalnya hanya dimanfaatkan sebagai pupuk kandang atau kompos.

Namun setelah petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Maros mengunjungi lokasinya dan memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan limbah kotoran sapi untuk menjadi energi biogas, Basirpun tertarik mencobanya.

Dengan memanfaatkan sisa lahan, kandang ternak sapinya pun dibangun semi permanen, termasuk membangun bak penampungan kotoran sapi dan sistem pengolahan sederhana untuk memproduksi energi biogas.

Baca juga: Sandiaga Uno Dorong Potensi Edukasi Peternakan di Desa Wisata Cisande

Berkat kegigihan dan kesungguhan Basir untuk mengelola kotoran sapinya itu, akhirnya berhasil memproduksi energi biogas yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menghidupkan kompor gas dua tungku.

Api yang dihasilkan kompor dari energi biogas ini berwarna biru, sehingga panci-panci bebas dari kerak hitam seperti jika memasak dengan kayu bakar.

Basir pun mengakui tidak perlu mengeluarkan anggaran dapur untuk membeli gas elpiji dalam 10 tahun terakhir, setelah memanfaatkan kotoran sapinya.