Daya Tampung SMAN 3 Terbatas, Kadisdik Kepri Tawarkan SMAN 26

Wali Murid SMAN 3
Puluhan ibu-ibu saat mengikuti dialog di SMAN 3 Batam yang membahas persoalan anaknya yang tidak diterima di sekolah tersebut. (Foto:Muhammad Chairuddin/ Ulasan.co)

BATAM – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Kepulauan Riau, Andi Agung menjelaskan, pemerintah sudah melakukan mediasi dengan sejumlah ibu rumah tangga yang melakukan aksi di depan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Batam.

Menurut Andi, hasil pertemuan itu, ia menyimpulkan karena masalah sekolah favorit. SMAN 3 atau Smanti Batam sudah dikenal sebagai sekolah favorit, dan semua sekolah sama begitu pun SMAN 26 Batam.

“Sudah kita kasih pengertian, tapi mereka masih tetap memaksakan kehendak, sementara Smanti daya tampungnya sudah penuh,” jelas Andi, Sabtu (9/7).

Tahun 2022 ini, SMAN 26 tidak lagi numpang di salah satu gedung sekolah seperti apa yang disampaikan para emak-emak tersebut dalam pertemuan kemarin.

“Tahun ini SMAN 26 selesai di bangun, InsyaAllah aktivitas belajar akan segera berjalan seperti sekolah lainnya. Lokasi sekolah inikan tidak jauh dari SMAN 3, dan anak-anak mereka masih bisa bersekolah di lokasi yang sama,” jelas Andi.

Jika alasan para orangtua murid karena zonasi yang dekat dengan tempat tinggal mereka bukan alasan yang tepat. Sementara SMAN 26 juga letaknya tidak jauh dari lokasi tersebut.

“Kalau masalah dekat dengan tempat tinggal, atau zonasi. SMAN 26 juga letaknya dekat dari situ, hanya jarak kurang lebih dua kilometer saja,” jelasnya.

Baca juga: Gubernur Ansar Diminta Selesaikan Masalah PPDB di SMAN 3 Batam

Warga ini tempat tinggalnya di daerah Botania, SMAN 3 dan SMAN 26 sama-sama dibangun di kawasan tersebut.

“SMAN 26 itu sementara memang numpang di bangunan SD, Botania. Sekarang ini bangunan sudah ada. Cuman belum mencukupi saja di SMA N 26 itu. Tahun ini akan kita bangun lagi, anggarannya Rp3,8 miliar. Lagian SMAN 26 berprestasi, banyak lulusan dari sana yang masuk perguruan tinggi ternama,” terangnya.

Andi meminta kepada orang tua murid, untuk tidak menjadikan SMAN 3 sebagai sekolah favorit dan mengabaikan sekolah yang lain.

“Konotasi atau persepsinya SMAN 3 masih jadi sekolah favotit. Dari awal Disdik sudah mengedukasi, tapi mainset masyarakat masih gitu,” ucapnya.

Andi berjanji, terkait persoalan ini, dirinya tidak mau cepat mengambil keputusan. Andi dan sejumlah tim dan pihak sekolah akan segera mendata murid yang belum mendapatkan sekolah.

“Ada dua kemingkinan. Pertama bisa saja kita padatkan 40 siswa yang harusnya 36 siswa per kelas. Kedua menambah ruang kelas,” tutupnya.

Baca juga: Puluhan Emak-Emak akan Kembali Geruduk SMAN 3 Batam