POHUWATO – Aksi demonstrasi masyarakat dan penambang emas tradisional di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo berujung anarkis, Kamis (21/09).
Demo tersebut menuntut ganti rugi lahan ke perusahaan tambang emas di Pohuwato dan berakhir ricuh.
Imbasnya, Kantor Bupati Pohuwato yang megah itu terbakar. Petugas pemadam kebakaran pun bergegas diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api.
“Lagi dipadamkan sama Damkar,” ujar Iptu Faisal Ariyoga, Kasat Reskrim Polres Pohuwato , Kamis (21/9/2023).
Iptu Faisal mengatakan, unjuk rasa masih berlangsung hingga saat ini. Namun ia mengaku belum bisa memberikan keterangan lebih detail, lantaran masih fokus pengamanan unjuk rasa.
“Masih unjuk rasa, masih berlangsung,” ujar Iptu Faisal dikutip dari detik.
Kemudian, Kadis Kominfo Pohuwato Kadir Amran mengatakan, pihaknya masih menghimpun informasi lengkap terkait insiden yang terjadi.
Awalnya api hanya membakar bagian depan, dan terus menjalar dan membakar ke bagian lain bangunan. Apalagi di saat yang sama angin bertiup kencang, asap hitam pun membumbung tinggi.
Para pengunjuk rasa awalnya berkumpul di lapangan Desa Buntulia Utara lalu mereka orasi. Sejumlah aparat kepolisian mengawal massa tersebut di lokasi ini.
Setelah ribuan massa berkumpul, mereka bergerak menuju kantor sebuah perusahaan tambang emas. Saat bergerak, massa bentrok dengan aparat kepolisian.
Sebelum mereka juga mendatangi kantor bupati, para warga dan penambang tradisional ini merusak kantor perusahaan tambang emas yang melakukan usaha di daerah tersebut.
“Pengunjuk rasa jumlah mencapai ribuan orang, mereka menuntut ganti rugi yang tidak kunjung selesai,” kata Rifan Abdul, salah seorang warga Pohuwato yang melihat kejadian dikutip dari kompas.