BINTAN – Pengunjung mempertanyakan perawatan air mancur kolam Taman Tasek Tuah Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, tidak berfungsi dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, sistem pompa air mancur taman itu dibangun menelan anggaran Rp15,5 miliar.
Salah seorang pengunjung, Falah mengatakan, air mancur di lokasi tersebut tidak terlihat lagi keindahannya sejak tahun lalu. Oleh sebab itu, dirinya mempertanyakan kerja pemerintah terhadap perawatan dan perbaikan air mancur tersebut yang menjadi daya tarik di Kijang.
“Kalau mati kayak gini, apa yang mau dicari. Hiburan tidak ada. Bahkan lampu ini hidupnya seminggu sekali. Masa iya rusak,” katanya, Rabu malam 14 Agustus 2024.
Hal senada juga diungkapkan Saswi salah seorang pedagang kaki lima yang ditemui. Menurutnya, daya tarik taman kota Kijang terdapat pada air mancur yang selalu menyala setiap malam minggu.
Ia menyebut, dengan tidak adanya air mancur, pengunjung di taman kota tersebut berkurang dan berdampak pada penjualan. “Sekarang sepi karna tidak ada hiburan air mancur,” ucapnya.
Ia mengaku saat air mancur tersebut berfungsi, setidaknya pada malam minggu mampu membawa pulang pendapatan kotor sebesar Rp500 ribu per hari.
“Pas mati cuman bisa Rp200 ribu pas malam minggu. Terus pedagang juga pada malas jualan karena sepi,” tuturnya.
Baca juga: Sistem Air Mancur Taman Tasek Tuah Kijang Rp15 Miliar Rusak, DLH Bintan Bungkam
Sementara itu, Plt Kadis DLH Bintan, Mohamad Panca Azdigoena mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan kapan dapat melakukan perbaikan air mancur taman tersebut.
“Kita sudah anggarkan, cuman kita belum tahu kapan disetujuinya,” kata Panca.
Ia mengaku, pemeliharan air mancur Taman Kijang tersebut baru diserahkan dari Perkim Bintan ke DLH. “Jadi pengelolanya di DLH. Nanti pemeliharaan, terus listriknya akan kita hitung dulu berapa besarannya,” tutupnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News